Teheran, Purna Warta – Pasukan Darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah membunuh atau menangkap 76 teroris selama latihan latihan militer antiterorisme yang sedang berlangsung di provinsi Sistan dan Baluchestan di tenggara.
Jenderal Ahmad Shafaei, juru bicara latihan “Martir Keamanan”, menyatakan pada hari Sabtu bahwa total 26 teroris telah tewas dan 50 lainnya ditangkap dalam berbagai operasi pembersihan sejak latihan ekstensif tersebut berlangsung pada tanggal 1 November.
Selusin teroris juga menyerahkan diri kepada pihak berwenang selama periode tersebut, tambahnya.
“Tujuan utama latihan tersebut adalah untuk meningkatkan kesiapan unit yang berpartisipasi dalam waktu singkat, berkisar antara tujuh hingga sepuluh hari. Kita dapat membersihkan wilayah tersebut [dari teroris] secara paralel dengan mencapai tujuan utama latihan Martir Keamanan, yaitu untuk meningkatkan kesiapan tempur” unit IRGC, kata Shafaei.
Dia menunjuk pada tewasnya 10 anggota pasukan penegak hukum Iran dalam serangan teroris di distrik Gohar Kuh, Kabupaten Taftan pada tanggal 26 Oktober, setelah itu komandan Pasukan Darat IRGC Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour mengambil keputusan untuk meluncurkan latihan skala besar.
Shafaei menyatakan bahwa latihan antiteror awalnya digelar di ibu kota provinsi Zahedan, Kabupaten Taftan dan sebagian kota Khash; tetapi kemudian diperluas untuk mencakup kota Nikshahr dan Qasreqand, Kabupaten Rask, dan sebagian Kabupaten Mehrestan.
Provinsi Sistan dan Baluchestan, yang berbatasan dengan Pakistan, telah menyaksikan beberapa serangan teror yang menargetkan warga sipil dan pasukan keamanan selama beberapa tahun terakhir.
Kelompok teroris yang melakukan serangan terhadap kepentingan Iran di wilayah tenggara dan barat daya negara tersebut diyakini terkait dengan badan intelijen asing.
Kelompok teroris yang disebut Jaish al-Adl telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan keamanan Iran pada tanggal 26 Oktober, yang merupakan salah satu serangan paling mematikan di provinsi tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Kelompok tersebut telah melakukan banyak serangan teroris di Iran, terutama di Sistan dan Baluchestan. Taktiknya termasuk penculikan penjaga perbatasan serta menargetkan warga sipil dan kantor polisi di provinsi tersebut untuk memicu kekacauan dan ketidaktertiban.