4 Negara Umumkan Tidak akan Menormalkan Hubungan dengan Suriah

4 Negara Umumkan Tidak akan Menormalkan Hubungan dengan Suriah

Damaskus, Purna Warta Empat negara Amerika, Inggris, Prancis, dan Jerman menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sampai ada kemajuan menuju solusi politik, mereka tidak akan menormalkan hubungan dengan rezim Bashar Assad dan sanksi Suriah tidak akan dicabut.

Empat negara Amerika, Prancis, Jerman, dan Inggris mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan mereka dengan rezim Suriah.

Baca Juga : Kepala IMF Memperingatkan; Sepertiga Dunia dalam Resesi Tahun ini

Empat negara Barat mengklaim dalam pernyataan mereka: Rezim Al-Assad melakukan kejahatan keji terhadap rakyatnya sendiri dan membiarkan teroris mengancam keamanan kawasan.

Dalam pernyataan Amerika Serikat, Perancis, Jerman dan Inggris disebutkan: Selama tidak ada kemajuan menuju solusi politik, kami tidak akan pernah menormalkan hubungan dengan rezim Assad dan mencabut sanksi.

Pernyataan ini dikeluarkan saat pasukan pendudukan Amerika telah ditempatkan di daerah-daerah di bawah kendali pasukan bersenjata Kurdi selama beberapa tahun dan menjarah minyak, gas dan makanan dari warga sipil Suriah di daerah-daerah tersebut.

Pasukan pendudukan Amerika Serikat yang telah banyak mendukung kelompok teroris sejak awal perang dan krisis di Suriah, menduduki sebagian wilayah Suriah, terutama di Deir Ez-Zor, dan menjarah sumber daya alam rakyat, termasuk minyak, yang telah menyebabkan kemarahan rakyat Suriah dan menyebabkan rakyat mengadakan protes berulang kali menuntut pengusiran para agresor dan para penjajah dari tanah Suriah.

Baca Juga : Perwira Intelijen Inggris Bertemu dengan Para Pemimpin Jabhat Al-Nusra

Daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan Amerika dan milisi yang didukung oleh Washington yang dikenal sebagai “Pasukan Demokratik Suriah” (SDF) di Al-Hasakah dan wilayah utara Suriah lainnya selalu menjadi saksi protes warga Suriah terhadap adanya aksi terorisme oleh pasukan penjajah Amerika Serikat dan milisi yang berafiliasi dengannya terhadap penduduk daerah tersebut.

Pemerintah Suriah telah berulang kali menekankan bahwa milisi SDF dan pasukan Amerika Serikat di timur dan timur laut Suriah ini tidak memiliki tujuan lain selain menjarah minyak negara ini dan kehadiran mereka adalah ilegal.

Di sisi lain, beberapa bulan yang lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menyatakan bahwa Amerika Serikat harus dihukum karena mencuri minyak Suriah. Wang Wenbin juga mengatakan bahwa rakyat Suriah dan komunitas internasional ingin Washington bertanggung jawab dan mematuhi hukum dan kebiasaan internasional.

Menurut pemerintah Suriah, pasukan Amerika Serikat telah menyelundupkan lebih dari 80% produksi minyak Suriah ke luar negeri pada paruh pertama tahun 2022.

Pencurian minyak Suriah terjadi saat Kementerian Perminyakan negara ini mengumumkan dalam pernyataan sebelumnya bahwa pasukan Amerika Serikat dan tentara bayarannya mencuri sekitar 66.000 barel per hari dari wilayah pendudukan di Suriah timur.

Baca Juga : AS Dikritik; Sanksi terhadap Individu di Luar Negeri Adalah Pelanggaran Hukum

Sebelum tahun 2011, Suriah memproduksi 380.000 barel minyak per hari, namun angka ini kini telah mencapai 80.000 barel per hari, dimana 66.000 barel dicuri oleh Amerika Serikat.

Setelah menyelundupkan bahan bakar dari Suriah ke Irak, tentara Amerika menjual minyak negara ini di pasar gelap wilayah Kurdistan Irak dan mentransfer sebagian ke pangkalan mereka untuk digunakan sendiri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *