Tehran, Purna Warta – Myles Hoenig, seorang analis politik dan mantan kandidat Partai Hijau AS dalam sebuah wawancara dengan Stasiun TV Iran, Press TV pada hari Minggu (9/5) mengatakan, “Dengan jatuhnya mantan Presiden AS Donald Trump dan kebangkitan Presiden Joe Biden yang sekarang, Eropa kembali tunduk kepada AS, termasuk dalam menangani kesepakatan nuklir Iran.
“Saat ini, setelah adanya sedikit ‘keadaan normal’ di Gedung Putih, kekuatan Eropa kembali tunduk pada keinginan Washington dalam masalah kebijakan luar negeri,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa kekuatan Barat tampaknya telah berkolusi untuk memberi lebih banyak tekanan pada Tehran
“Trump adalah sebuah pengecualiah, saat itu Eropa punya nyali untuk berdiri sendiri. Namun sekarang Biden menjadi presiden, Eropa kembali ke diri mereka yang tunduk. Berkenaan dengan negosiasi Iran, hal ini seperti kembali pada keadaan di bawah mantan Presiden Barack Obama. Iran ditempatkan pada posisi ketika negara-negara yang lebih lemah dipaksa untuk tunduk pada keinginan negara adidaya,” ungkapnya.
Lama setelah AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama di bawah Trump, saat ini Washington mencari penghancuran sentrifugal generasi baru Iran dengan imbalan penangguhan sementara untuk beberapa sanksi.
“Kali ini Iran diminta untuk menghancurkan sentrifugal baru yang diizinkan di bawah JCPOA. Ini adalah sesuatu yang Iran dapat menolaknya atau melakukannya, ”kata Hoenig. Segera setelah Trump menarik diri dari perjanjian Iran tidak lagi terikat pada aturan lain di dalamnya, namun tetap mempertahankan kesediaan untuk bekerjasama dengan anggota perjanjian lainnya.
Tehran telah menyarankan bahwa mereka akan tetap waspada saat mengejar negosiasi mengenai masalah tersebut.
“Kami akan melanjutkan sambil mengamati hal yang tepat,” ungkap Abbas Araqchi, negosiator senior Iran dalam pembicaraan tersebut.
Ini sementara AS terus menolak untuk “mengakui perannya dalam destabilisasi suatu wilayah … dalam hal ini, kesepakatan yang ditandatanganinya,” kata Hoenig.
Kembalinya AS ke kesepakatan, yang didukung oleh negara adidaya utama dunia lainnya, belum terwujud dalam pemerintahan Demokrat Biden.
“AS perlu kembali ke perjanjian dan kelompok negara yang bekerja untuk menyelesaikan masalah ini. AS perlu melakukannya dan menghapus sanksi yang telah diberikan secara sewenang-wenang terhadap Iran. Ia mencoba untuk bertindak dengan itikad baik tetapi sering gagal, dan pendekatannya untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir tidak terkecuali,” ungkap Hoenig.
Tehran berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai.