Purna Warta – Wakil Ketua Komisi Kajian MPR Martin Hutabarat mengusulkan penyelenggaraan KTT G20 diundur ke 2023. Martin berbicara soal potensi ketidaklengkapan negara yang hadir jika G20 tetap digelar pada 2022.
Hal itu berkaitan dengan kehadiran Presiden Rusia Putin. Beberapa negara seperti Amerika hingga Kanada menolak Putin diikutsertakan.
“Kemarin PM Kanada sudah meminta Indonesia tidak mengundang Putin ke KTT G20 di Bali. Keinginan Kanada ini sama dengan Amerika dan Australia yang sudah lebih dulu meminta agar Presiden Rusia Putin tidak diikutkan dalam KTT G20 di Bali,” kata Martin, Sabtu (2/4).
Martin mengusulkan penyelenggaraan G20 ditunda. Menurutnya, penundaan itu lebih baik dibanding tetap diselenggarakan, namun hanya sedikit negara yang hadir.
“Kita menyarankan agar Indonesia dengan hati-hati mempersiapkan opsi kedua sambil tetap menjaga independensinya, yaitu mengusulkan kepada negara-negara anggota G20 agar KTT G20 Oktober 2022 ini diundur ke tahun depan. Ini jauh lebih realistis dilakukan dari pada memaksakan pelaksanaan KTT tapi diboikot oleh mayoritas anggotanya. Ini akan mempermalukan Indonesia juga sebagai tuan rumah,” tuturnya.
Di sisi lain, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat (PD), Rizki Natakusumah, menyebut KTT G20 digelar secara tahunan. Rizki mewanti-wanti pemerintah RI akan dicap gagal jika tak menyelenggarakan forum internasional itu pada tahun ini.
“Kami menilai bahwa tradisi G20 adalah memiliki sebuah pertemuan tingkat tinggi paling tidak satu kali dalam satu tahun,” kata Rizki Natakusumah kepada wartawan, Minggu (3/4/2022).
“Jika pada tahun ini, ketika Indonesia mendapatkan amanat untuk menjadi presiden G20, tidak ada pertemuan tingkat tinggi sama sekali, maka Indonesia bisa dicap gagal memenuhi kebutuhan pokok forum ini,” sambungnya.
Rizki mendorong pemerintah semestinya menghadapi permasalahan global setelah konflik antara Rusia dan Ukraina mencuat, alih-alih menghindari permasalahan tersebut sama sekali.
“Konflik Rusia dan Ukraina sudah sepatutnya dihadapi secara hati-hati oleh Indonesia, bukan dihindari sama sekali,” ujarnya.
Menurutnya, penyelenggaraan KTT G20 tahun ini dapat menjadi kesempatan bagi pemerintah RI dan negara peserta lainnya untuk mampu mengelola konflik tersebut. Dia menilai forum internasional G20 punya peran penting dalam dinamika konflik yang menjadi sorotan dunia itu.
“Justru ini momentum yang menentukan bagi Indonesia dan seluruh negara di dunia bagaimana mereka mengelola konflik global. Forum G20 memiliki peran penting dalam dinamika konflik ini,” kata dia.
Politikus PD itu menekankan pentingnya pemerintah RI menjadi wasit yang bijak selaku presidensi KTT G20 tahun ini. Dia mendorong pemerintah RI mampu mengakomodir berbagai isu di penjuru dunia secara proporsional.
“Kami akan terus menekankan pentingnya Indonesia selaku tuan rumah untuk menjadi wasit yang bijak. Indonesia harus bisa menyukseskan agenda-agenda utama G20. Di sisi lain, Indonesia juga harus mampu mengakomodir secara proporsional isu-isu terkini yang banyak terpengaruh konflik,” lanjut dia.