Purna Warta — Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi Indonesia akan menjadi negara kelas menengah di 2045. Selain itu ia juga mengatakan bahwa pendapatan per kapita Indonesia akan menjadi 23.199 dolar Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai 23.199 dolar Amerika Serikat (AS) pada 2045.
“Nanti 2045 diperkirakan 70 persen penduduk adalah kelompok kelas menengah, dengan pendapatan per kapita mencapai 23.199 dolar AS.”
“Itu berarti kita masuk di dalam negara kelas menengah atas,” ujar Sri Mulyani dalam acara Webinar: Akselerasi Indonesia Maju melalui Penanaman Modal dan Insentif Fiskal, Kamis (1/4/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, dalam visi 100 tahun Indonesia merdeka, saat itu berdasarkan proyeksi demografi, penduduk Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa.
Lalu, jika pemerintah bisa terus menjaga implementasi kebijakan ekonomi yang baik, terukur, dan juga inovatif, maka Indonesia akan menjadi ekonomi dengan ukuran 5 terbesar di dunia.
Ada pun saat ini, lanjut Sri Mulyani, Indonesia masuk dalam kelompok negara G-20, atau dengan ukuran perekonomian 20 terbesar di dunia.
“Nanti di 2045 diperkirakan Indonesia dengan usia produktif dari penduduk kita sebanyak 47 persen.”
“Di mana, 73 persen masyarakat akan tinggal di daerah perkotaan,” paparnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia, memanfaatkan bonus demografi untuk mencetak generasi muda unggul.
Ajakan presiden tersebut disampaikan dalam pembukaan Forum Rektor Indonesia yang digelar secara virtual, Sabtu, (4/7/2020).
“Mari kita manfaatkan puncak bonus demografi saat ini untuk mencetak generasi muda yang unggul, untuk membangun Indonesia maju,” kata Presiden.
Menurut Presiden, 25 tahun lagi Indonesia sudah akan menginjak satu abad.
Ia berharap di usia ke-100 tahun nanti, Indonesia tidak terjebak menjadi negara dengan penghasilan menengah atau middle income trap.
“Mari kita buktikan di tahun 2045 nanti Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden.
Presiden meminta pendidikan tinggi memberikan perhatian besar kepada kesehatan fisik dan mental mahasiswa.
Salah satunya dengan membangun karakter mahasiswa yang cinta tanah air dan memang teguh Pancasila.
Selain itu, Presiden meminta suasana kampus tempat mahasiswa menimba ilmu harus memperkokoh kebangsaan, menghargai kebhinnekaan, serta berintegritas tinggi dan antikorupsi.
“Serta penuh toleransi dan menghargai demokrasi,” ucapnya.
Presiden juga meminta para rektor untuk memfasilitasi para mahasiswanya agar bisa belajar kepada siapapun.
Mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen, tapi juga kepada para pakar dan pelaku industri.
“Mahasiswa tidak hanya belajar kepada dosen tapi juga mahasiswa belajar kepada pelaku industri.”
“Kepada wirausahawan, kepada praktisi pemerintahan, kepada praktisi hukum dan kepada para pelaku lapangan lainnya,” tuturnya.
Perguruan tinggi, menurut Presiden, harus lebih aktif bekerja sama dengan Industri.
Misalnya, membuka fakultas yang dari segi keilmuan dekat dengan industri.
Kerja sama bukan hanya dengan memberikan pengalaman kepada mahasiswa, namun juga penelitian.
“Bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan teknologi untuk research and development di dunia industri dan sekaligus untuk pengembangan ilmu murni,” paparnya.
Baca juga: Mahfud MD: Banyak Pihak yang Takut RUU Perampasan Aset Disahkan