Purna Warta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan bertolak ke Jerman pada Minggu (26/6/2022), untuk menghadiri KTT G7 di Elmau.
Setelahnya, ia akan menuju Ukraina dan Rusia untuk bertemu presiden kedua negara tersebut, Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin.
Dikutip dari Kompas.com, Jokowi menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi wilayah konflik tersebut.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono, mengatakan Jokowi akan berangkat menggunakan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777-300 ER yang dicarter.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengungkapkan kunjungan Jokowi adalah untuk menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap krisis pangan yang diperburuk oleh perang.
Jokowi, kata Retno Marsudi, juga mengatakan berupaya berkontribusi untuk terus mendorong spirit perdamaian antar kedua negara.
“Kunjungan Presiden menyoroti kepedulian (Indonesia) terhadap masalah kemanusiaan, mencoba berkontribusi untuk menyelesaikan krisis pangan akibat perang, serta dampaknya,” ungkapnya pada Rabu (22/6/2022), dikutip dari Kompas.com.
“Dampak perang dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah, Indonesia pun harus terus mendorong spirit perdamaian,” tambahnya.
Usai dari Ukraina dan Rusia, Jokowi akan langsung bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang ekonomi antar kedua negara.
Dalam kunjungannya ke Ukraina dan Rusia nanti, Jokowi akan dikawal 39 personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Puluhan personel itu terdiri dari tim penyelamatan (Matan), tim utama (main group), dan tim pendahulu (advance).
“Kalau kita sendiri yang melekat ke beliau ada 19 ditambah yang Matan-nya (tim penyelamatan) sendiri 10 di sana, berarti 29 ditambah dengan 10 orang uang sudah standby di sana,” kata Komandan Paspampres, Mayjen Tri Budi Utomo, Kamis, (23/6/2022), dilansir Tribunnews.com.
Sejumlah perlengkap akan dibawa Paspampres dalam mengawal Jokowi. Mulai dari helm, rompi anti peluru, hingga senjata laras panjang.
Pihak Ukraina kata Tri, memperbolehkan Paspampres membawa senjata laras panjang dengan amunisi tidak terbatas.
“Untuk senjata yang biasanya kita tidak menggunakan senjata laras panjang, (tapi) dari pihak Ukraina juga sudah memberi kita keleluasaan untuk membawa senjata laras panjang sesuai dengan jumlah personel Paspampres kita dengan amunisi yang tidak terbatas,” katanya.