Jakarta, Purna Warta – Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Duta Besar Rusia dan Ukraina setelah kisruh proposal perdamaian yang dia ajukan akhir pekan lalu. Prabowo bertemu dengan Lyudmila Vorobieva selaku Dubes Rusia untuk Indonesia pada Senin (5/6) di Kantor Kementerian Pertahanan. Meski begitu, tak diketahui apa yang keduanya bicarakan lantaran pertemuan dilakukan secara tertutup.
“Kemarin sore di Kemhan, memang ada pertemuan Bapak Menhan dengan Dubes Rusia di Indonesia. Sedangkan untuk pertemuan dilakukan tertutup,” kata Karo Humas Kemhan RI Brigjen Edwin Adrian kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/6).
Pada hari yang sama, Prabowo juga bertemu dengan Vasyl Hamianin selaku Dubes Ukraina untuk Indonesia. Prabowo menyampaikan langsung pertemuan itu melalui media sosialnya.
Dalam unggahannya, Prabowo berujar dirinya berdiskusi panjang dengan Hamianin terkait situasi global yang terus berkembang dan sangat dinamis. “Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas aktif ingin menjadi sahabat bagi semua negara di dunia,” ujar Prabowo dalam keterangan foto yang diunggah di Instagram pribadinya @prabowo, Selasa (6/6).
“Dan kami mendukung langkah-langkah bijak serta upaya terciptanya ketertiban dan perdamaian di dunia,” sambung Prabowo.
Terpisah, Hamianin menyampaikan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu berjalan panjang dan konstruktif. Dia tak merinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Meski begitu, Hamianin mengaku puas dengan klarifikasi yang disampaikan Prabowo.
“Pertemuan itu panjang dan konstruktif. Saya puas dengan klarifikasi Pak Prabowo. Dan saya juga memperjelas posisi Ukraina,” kata Hamianin sebagaimana yang diberitakan CNNIndonesia.com, Selasa (6/6).
Sebelumnya, pada pertemuan di Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6), Prabowo menyampaikan tiga poin usulan untuk menghentikan perang antara Rusia vs Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum.
Menurut Prabowo, Rusia dan Ukraina pertama-tama mesti menerapkan gencatan senjata. Kemudian, masing-masing pasukan mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata guna menciptakan wilayah demiliterisasi.
Zona demiliterisasi itu, kata Prabowo, harus diamankan dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prabowo juga mengusulkan agar PBB menggelar referendum untuk menentukan warga di zona demiliterisasi tersebut ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia.
Menurut Prabowo, PBB harus menggelar referendum untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah sengketa.
“Saya mengusulkan agar dialog Shangri-La menemukan modus deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian,” kata Prabowo, sebagaimana dilansir Reuters.