Purna Warta – Polri menjelaskan bahwa jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) tak masuk secara langsung ke politik praktis di Indonesia.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa maksud dari pernyataan Kabagbanops Densus 88 Anti Teror Polri Aswin Siregar ialah bahwa kelompok itu bergerak secara cerdik.
“Tidak ada kaitan dengan politik atau partai politik. Maksudnya (JI bergerak) dengan lihai dan cerdik,” kata Ramadhan saat dihubungi, Sabtu (21/8).
Dia menjelaskan, bahwa jaringan ini juga tak terlibat langsung dalam setiap kegiatan persaingan partai politik yang dilakukan di Indonesia. Termasuk, kata Ramadhan, dalam kancah pemilihan anggota legislatif.
“Maksudnya bukan parpol ataupun terlibat mengusung caleg (calon legislatif),” ucap Ramadhan lagi.
Sebelumnya, Aswin menyinggung keikutsertaan jaringan JI berpolitik di Indonesia. Ia mengungkapkan itu dalam konferensi pers penangkapan tersangka teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Mabes Polri pada Jumat (20/8).
Aswin meminta agar semua pihak berhati-hati terhadap gerakan JI yang dinilainya sangat lihai. Hal itu, kata dia, tergambar dari sejumlah pengungkapan modus operandi yang digunakan oleh jaringan teroris ini untuk menggalang dana dari masyarakat.
Misalnya, menggunakan kotak amal atau mengadakan kegiatan-kegiatan lain yang bernuansa keagamaan Islam.
Aswin memaparkan, dalam tiga tahun terakhir penangkapan tersangka teroris dari jaringan JI selalu mengalami peningkatan yang drastis. Menurutnya, jumlah tangkapan itu banyak jika dibandingkan dengan kelompok lain.
“Pada 2019 ada 25 orang, tahun 2020 ada 64 orang dan sekarang (2021) sampai dengan Agustus saja sudah 123 orang,” ucap dia.
“Dari jumlah penangkapan yang banyak, kita harus tetap waspada dan tetap istilahnya menjaga keamanan di wilayah kita masing-masing,” tandasnya.
Jamaah Islamiyah merupakan organisasi teror yang tersebar di wilayah Asia Tenggara. Kelompok ini disebut bertanggung jawab atas serangan bom Bali pada 2002 lalu.
Namun demikian, JI saat ini berfokus dalam pengkaderan teroris di Indonesia secara senyap. Kelompok ini bergerak dengan cara-cara yang aman dan berbaur dengan masyarakat. Mereka terafiliasi dengan Al-Qaeda dan memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam.