Jakarta, Purnawarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) turut bersuara soal batas usia untuk orang yang akan mencalonkan dirinya sebagai presiden.
Pihak PSI memandang bahwa usia seorang calon presiden tidak perlu dibatasi. PSI memandang, inti dari demokrasi adalah tidak adanya limitasi atau pembatasan.
Usul tersebut disampaikan saat sejumlah pemuda menggelar diskusi dengan bertajuk ‘Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang Presidential Treshold dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres’. Diskusi tersebut digelar di Kopitok Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2022).
Diskusi tersebut dihadiri oleh Pengamat Politik Refly Harun, Politisi PSI Rian Ernest, Vlogger Muda Cania Citta, dan politisi kocak Arief Poyuono. Persoalan usia itu awalnya disampaikan oleh Politisi PSI Rian Ernest.
Dia mengatakan bahwa baik soal Presidential Treshold dan Batas Usia Minimal Presiden itu seperti pagar.
“Kita pernah berjuang menggugat keduanya. Tapi MK selalu bilang ini Open Legal Policy, dilempar lagi bolanya ke DPR,” kata dia dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Ernest mengatakan semua yang datang dengan semangat alternatif, pasti tidak akan setuju dengan pembatasan seperti presidential threshold atau batas usia. Dia beralasan inti dari demokrasi adalah partisipasi, bukan limitasi.
“Kita percaya suara rakyat suara Tuhan. Vox Populi Vox Dei. Tapi berapa banyak suara rakyat terbakar gara gara aturan pembatasan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ernest bicara soal pembatasan usia capres dan cawapres. Dia sepakat aturan soal usia perlu ditinjau ulang.
Ia memandang bahwa seorang pemuda juga dengan beberapa pertimbangan sudah bisa memangku tanggung jawab sebagai seorang wakil rakyat atau sebagainya, khususnya mereka yang masih di bawah 30 tahun.