Jakarta, Purnawarta – Sohibul Iman sebagai Wakil Ketua Majelis Syura PKS menyampaikan sampai sejauh ini Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih sangat solid. Hal itu disampaikan usai pertemuan antara Partai Demokrat dan PKB.
“Saya sampaikan bahwa semua pertemuan-pertemuan itu tidak mengganggu soliditas kami. Kenapa bisa demikian? Itu bahwa kita semuanya masih kuat imannya Insyaallah ya dalam koalisi ini,” kata Sohibul di Sekretariat KPP, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).
Dia berkata keterbukaan komunikasi antar partai pro Anies menjadi kunci KPP solid. Sohibul menekankan jika iman KPP masih kuat dan tidak tergoda koalisi lain.
“Karena memang kami semuanya terbuka. Sebelum pertemuan, itu kami sampaikan bahwa besok akan ada pertemuan antara partai saya dengan partai a-b, demikian juga teman-teman NasDem dan juga Demokrat,” katanya.
“Setelah pertemuan, kami juga share apa yang menjadi pembicaraan. Jadi semuanya kami sangat terbuka. Karena itulah yang menguatkan koalisi ini ya,” sambung dia.
Sohibul mengatakan sampai saat ini KPP dalam keadaan baik-baik saja. Meskipun, pilihan berpolitik masing-masing partai berbeda.
“Kita melihatnya justru itu sebagai bagian dari kedewasaan kita berpolitik, bahwa pilihan koalisi bisa berbeda tetapi ya tetap membangun persahabatan,” ungkapnya.
Sohibul berkata saling menggoda dalam koalisi merupakan hal yang wajar. Dia meminta untuk tidak menyikapi hal-hal seperti itu dengan emosional.
“Kalau Cak Imin mengatakan ingin menggoda Demokrat, sebaliknya ketika saya tanya teman-teman, Demokrat ingin menggoda PKB untuk masuk gitu. Jadi itu biasa saja,” katanya.
Lebih lanjut, Sohibul berharap Pemilu 2024 dapat berjalan dengan jujur dan adil. Dia juga berharap agar tidak ada intimidasi yang dilakukan oleh aparat atau penyelenggara pemilu kepada masyarakat.
“Kita berharap Pemilu 2024 nanti adalah merupakan Pemilu yang bisa berlangsung jujur, adil, ya. Semua penyelenggara Pemilu, aparat, mereka netral. Dan kita berharap tidak ada intimidasi-intimidasi atau apapun, sehingga masyarakat tidak bisa menentukan pilihannya secara merdeka,” tuturnya.
Seperti disampaikan sebelumnya, yang terpenting adalah tidak adanya intimidasi antar para politikus, proses saling mengajak harus dilakukan dengan persaingan yang sehat.