Purna Warta – Para pengamat politik menilai kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui sejumlah pengasuh pondok pesantren dan juga tokoh Nahdlatul Ulama tak terlepas dari makna politik. Prabowo dinilai mulai mendekati warga NU untuk kepentingan Pilpres 2024.
“Berdasarkan pengalaman 2019, Pak Prabowo tahu betul bahwa salah satu faktor kemenangan Pak Jokowi adalah pemilih di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sebagian besar pengikut NU. Dan NU sendiri kan tidak loyal ke PKB, jadi ada potensi bahwa suara NU bisa didekati oleh Pak Prabowo,” ujar Direktur Eksekutif Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo, saat dihubungi, Jumat, 6 Mei 2022.
PA 212 mencabut dukungannya karena Prabowo memutuskan bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sejak Selasa, 3 Mei lalu, Prabowo berkeliling Jawa Timur, mulai dari menemui Kiai Kholil As’ad, Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo di Situbondo dan Kiai Ahmad Muzaki Syaha, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Qodiri di Jember. Lalu lanjut menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi, Surabaya pada hari yang sama.
Keesokan harinya, Prabowo mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng dan disambut oleh pimpinan Ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin. Prabowo juga sempat mengunjungi makam almarhum Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Setelah dua hari di Jawa Timur, Prabowo beranjak ke Jawa Tengah. Lawatan pertamanya ke Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang, Jawa Tengah, Kamis, 5 Mei 2022. Kedatangan Prabowo disambut oleh Pimpinan Ponpes Muhammad Najih Maimoen alias Gus Najih, putra almarhum KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.
Pada hari yang sama, Prabowo melawat ke Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Kabupaten Tegal, yang dipimpin KH Ahmad Saidi. Dari Tegal, Prabowo lanjut berkunjung ke kediaman KH Habib Muhammad Lutfi bin Yahya di Pekalongan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, mereka yang ditemui Prabowo merupakan tokoh-tokoh kunci Nahdlatul Ulama yang cukup berpengaruh mendulang suara di Pilpres 2024 mendatang.
Kendati demikian, safari Prabowo ke kantong-kantong NU dinilai baru akan efektif menggaet suara, jika dia mengambil calon wakil presiden dari organisasi itu. Ujang menilai, dalam hal ini Khofifah Indar Parawansa punya kans dipinang oleh Prabowo.
Kendati demikian, situasi tersebut sulit jika Prabowo mengharap dukungan PDIP. Sebab, PDIP sebagai partai dengan suara terbesar dinilai pasti akan mengajukan calon sebagai prasyarat dukungan.
“Jika Prabowo berpasangan dengan tokoh NU, bisa saja suara akar rumput NU pilih Prabowo. Namun jika Prabowo berpasangan atau cawapres nya bukan dari kalangan NU, maka suaranya juga tak akan ke Prabowo. Lihat saja Pilpres 2019 yang lalu, Prabowo kalah telak dari Jokowi di Jatim, karena Jokowi menggandeng Kiai Ma’ruf,” ujar Ujang.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Imron Rosyadi Hamid mengatakan organisasinya membuka diri terhadap siapa pun kandidat calon presiden yang akan maju di Pilpres 2024. Imron menyadari posisi NU di Pilpres sangat menentukan karena memiliki ceruk pemilih yang besar.
“Silakan mau dekati warga NU dengan pola dan strategi komunikasi yang mereka inginkan, itu hak mereka. Tapi sekali lagi, kami tidak dalam posisi memberikan karpet merah ke orang-orang tertentu,” kata Imron saat dihubungi, Kamis, 5 Mei 2022.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim menampik bahwa kunjungan Prabowo Subianto ke pesantren dan tokoh-tokoh NU untuk kepentingan politik menjelang Pilpres 2024. Menurut Irfan, Prabowo memilih kedekatan dengan keuarga NU sejak dulu.
“Ini urusan silahturahmi Idul Fitri, sebagai usaha sowan ke sesepuh. Sebelum ada Pilpres-pilpresan sudah dekat, jadi jangan dianggap Pak Prabowo mendekat ke pesantren karena urusan Pilpres, karena sejak awal sudah dekat,” kata Irfan saat dihubungi, Kamis, 5 Mei 2022.