Jakarta, Purna Warta – Survei terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan bahwa “Jokowi effect” masih sangat berpengaruh dalam Pilkada 2024.
Menurut hasil survei yang dilaksanakan antara 27 Mei hingga 2 Juni 2024, lebih dari separuh responden (54,3%) cenderung memilih calon kepala daerah yang memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo. Hal ini mencerminkan besarnya pengaruh Jokowi dalam politik daerah meskipun masa jabatannya hampir berakhir.
Viva Yoga Mauladi, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menyatakan bahwa pengaruh besar Jokowi ini dapat dimengerti. Salah satu alasan utamanya adalah tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerja pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Jokowi.
Data survei menunjukkan bahwa tingkat kepuasan ini masih di atas 70%. Kepuasan tersebut, menurut Viva, disebabkan oleh responsifnya pemerintah terhadap aspirasi dan kepentingan rakyat.
Lebih lanjut, Viva menyoroti kemajuan pembangunan sebagai faktor penting lainnya. Masyarakat cenderung memilih calon kepala daerah yang diyakini dapat melanjutkan dan menyempurnakan proyek-proyek pembangunan yang telah dirintis oleh pemerintahan Jokowi.
Pembangunan infrastruktur dan berbagai inisiatif lainnya telah menjadi simbol dari pemerintahan Jokowi, yang oleh banyak orang dianggap sebagai langkah penting menuju kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Pengaruh Jokowi dalam Pilkada tidak hanya dilihat dari segi kepuasan publik dan pembangunan, tetapi juga sebagai strategi politik yang efektif.
Viva Yoga mengakui bahwa dukungan dari Presiden Jokowi dapat memberikan keuntungan signifikan bagi pasangan calon dalam Pilkada mendatang. “Jokowi effect” ini relevan karena dapat menambah perolehan suara bagi pasangan calon yang terkait atau didukung oleh Jokowi.
Survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden dari berbagai provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error sekitar 2,83% ini menunjukkan bahwa masyarakat masih melihat figur Jokowi sebagai faktor penting dalam memilih kepala daerah mereka.
Hasil survei lainnya menunjukkan bahwa 32,9% responden tidak mempertimbangkan hubungan dengan Jokowi sebagai faktor dalam pilihan mereka, dan 12,7% mengaku tidak tahu atau tidak memberikan jawaban pasti.
Dalam konteks Pilkada 2024, “Jokowi effect” tampaknya akan tetap menjadi faktor kunci. Tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pemerintahan Jokowi dan kepercayaan masyarakat terhadap kelanjutan pembangunan menjadi alasan utama di balik kecenderungan ini.
Dengan dukungan Jokowi, pasangan calon di Pilkada diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam perolehan suara, mencerminkan keinginan masyarakat untuk melihat kesinambungan dalam kepemimpinan dan pembangunan.