Jakarta, Purna Warta – Mahfud Md, Calon Wakil Presiden nomor urut 3 berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Quran Cijantung, Pamalayang, Ciamis. Pada kunjungan tersebut, Mahfud menjelaskan akan memperjuangkan gaji yang layak untuk guru madrasah.
“Saya katakan ayo kita programkan ini, guru-guru madrasah kita catat, dengan syarat-syarat tertentu nanti negara akan menyediakan dana untuk honor atau untuk gaji bagi yang berusaha untuk jadi ASN, sekurang kurangnya honornya itu tetap,” kata Mahfud dalam sambutannya di Ponpes Al-Quran Cijantung, Pamalayang, Ciamis, Jumat (15/12/2023).
Dalam momen ini, Mahfud diperdengarkan orasi dari salah seorang ustad yang juga pengajar ponpes terkait nasib guru madrasah yang kurang mendapat perhatian. Mahfud pun mengaku sudah melihat dan mendengarkan secara langsung fenomena yang menimpa para guru madrasah.
“Hak-hak yang menyangkut tadi, bapak yang menyampaikan orasi kebangsaan ustad itu. Betul ustad, saya itu berkeliling Indonesia itu banyak guru-guru madrasah itu tidak mendapatkan perhatian apa apa. Coba bayangkan, tadi ada yang gajinya cuma Rp 300 ribu sebulan, kadang kala dibayar oleh madrasahnya 6 bulan sekali, dirapel, di utang gitu. Tapi guru-guru ini mengabdi dengan penuh pengabdian, mencetak orang orang hebat, membantu negara ini mencetak orang orang hebat,” ucap Mahfud.
Mahfud menilai peran guru madrasah yang begitu besar dalam menciptakan santri-santri yang berkualitas. Oleh karena itu, menurutnya perlu diberikan perhatian yang setimpal.
“Loh seperti saya ini lulusan madrasah. Saya madrasah ibtidaiyah, saya dari pesantren, itu guru saya tidak dibayar, tapi mereka membimbing setinggi-tingginya. Misalnya materi bahasa Arab itu, bukan main itu seperti dhomir, wazan, harus hafal itu. Saya sejak kecil sudah hafal itu dhomir itu diajari oleh guru-guru saya di tahun 60’an akhir, ’68-’69, tidak dibayar guru-guru itu, tapi mendidik, mengajari, disiplin dengan baik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mahfud juga berjanji akan memberi perhatian terhadap marbot atau penjaga masjid. Dia menyebut negara perlu hadir untuk memberikan kejelasan nasib bagi para penjaga masjid.
“Marbot masjid misalnya, itu harus jelas nasibnya. Karena ada orang jaga masjid dianggap mengabdi kepada Allah padahal Allah tidak bayar dia, ya kan? Ya kita dong yang harus memikirkan, negara. Yang seperti itu tuh harus kita kembangkan,” tegas Mahfud.
Aspek profesi sejenis ini menjadi kurang diperhatikan oleh pemerintah salah satunya dikarenakan tidak adanya tokoh politik yang turun menangani hal ini.