Isu Reshuffle Kembali Mencuat, Sejumlah Menteri Ini Disebut Berpotensi Diganti

Purna Warta – Desas-desus reshuffle kabinet kembali menyeruak. Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga ada beberapa nama yang rawan di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Awalnya Umam menilai reshuffle kabinet kurang efektif jika dilakukan pada akhir tahun ini. Sebabnya pemerintah masih fokus menangani pandemi COVID-19 di masa Natal dan tahun baru serta akan menghadapi dinamika politik.

“Daripada repot mengelola dinamika politik pasca reshuffle saat ini, pemerintah sebaiknya konsentrasi penuh saja dulu pada momentum bencana nasional yang merata dan momentum Nataru yang berpotensi memunculkan perubahan tren positif pandemi ke depan,” kata Umam saat dihubungi, Selasa (7/12/2021) malam.

Selain itu, Umam menyebut di akhir tahun biasanya kementerian dan lembaga masih pada tahap penyelesaian program tahunan. Karena itu, dia menduga reshuffle kabinet akan terjadi pada Januari hingga April 2022.

“Lagi pula, di penghujung tahun semua kementerian dan lembaga masih pada tahap penyelesaian program tahunan, evaluasi dan pelaporan. Agar lebih efektif, reshuffle sebaiknya dilakukan pasca masa kritis Nataru dan sebelum dimulainya kerja kementerian yang umumnya baru efektif pasca Januari-April untuk perumusan program pasca perencanaan tahunan yang telah disiapkan,” ucapnya.

Umam lantas menyampaikan prediksi sejumlah nama yang berpotensi terkena reshuffle oleh Jokowi. Dia menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko hingga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

“Yang potensial kena reshuffle antara lain KSP Moeldoko denga digantikan mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Menteri Agama akibat kencangnya dinamika jelang Muktamar NU,” ujarnya.

Selain itu, dia menyebut Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbud Nadiem Makarim, hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Ketiga nama itu, menurutnya berpotensi diganti untuk mengakomodir Muhammadiyah dan PAN.

“Menko PMK, Mendikbud atau Menteri Investasi untuk mengakomodir representasi Muhammadiyah dan PAN,” tuturnya.

Umam menyebut jabatan lainnya yang diprediksi berpotensi direshuffle adalah Menaker. Hak ini imbas persoalan yang dihadapi di kementerian dan lembaganya.

“Menakertrans pasca ditolaknya UU Cipta Kerja oleh MK dan mulai memunculkan dinamika di kalangan buruh, dll,” sebutnya.

Tak hanya Umam, peneliti CSIS Indonesia Arya Fernandes juga menduga ada beberapa kriteria menteri yang bakal terkena reshuffle. Dia menyebut ada bobot politik hingga kinerja yang bisa mempengaruhi menteri terkena reshuffle.

“Bobot reshuffle sekarang itu antara bobot politik dan kinerja, kalau dari sisi bobot politik paling berisiko tentu menteri-menteri yang nggak punya click (kecocokan) ke parpol, memang ada profesional lain punya click-click ke partai, di lingkaran ring 1 presiden aman lah, misalnya Pak Luhut, Erick, Basuki, Pratikno amanlah, yang berisiko di luar ring 1 tapi nggak punya click ke partai atau kedekatan ke partai,” jelasnya.

“Kedua menteri yang bobot kinerjanya rendah. Itu yang terjadi mungkin kena reshuffle,” lanjut dia.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *