Jakarta, Purnawarta – Berdasarkan data survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), elektabilitas Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi yang tertinggi dengan perolehan sebesar 23,9 persen di antara partai-partai lainnya.
Sementara Partai Gerindra dan Partai Golkar masih menempati tiga besar di bawah PDIP. Secara berurutan elektabilitas Gerindra yakni 13,7 persen dan Golkar 10,2 persen.
“PDIP paling banyak didukung, 23,9 persen. Kemudian Gerindra 13,7 persen, Golkar 10,2 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan hasil survei secara daring, Minggu (30/4/2023).
Berada di bawah Golkar, ada Partai Demokrat dengan elektabilitas 7,6 persen. Kemudian PKB 6,6 persen, NasDem 6,5 persen, dan PKS 4,7 persen.
Sementara PAN dan PPP merupakan partai parlemen yang memiliki elektabilitas di bawah ambang batas parlemen 4 persen. PAN 2,5 persen dan PPP 2,4 persen. Partai non parlemen Perindo memiliki elektabilitas sama dengan PPP yaitu 2,4 persen.
Sedangkan partai nonparlemen yang lainnya adalah Hanura 1,0 persen, Gelora 0,3 persen, PSI 0,2 persen, Partai Garuda 0,2 persen, Partai Buruh 0,1 persen, PBB 0,1 persen, Partai Ummat 0,1 persen, PKN 0,1 persen, dan responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 17,2 persen.
Burhanudin mengatakan, Demokrat dan PKS mengalami penurunan. Dibanding survei Maret 2023, Demokrat turun dari 9,1 persen menjadi 7,6 persen. PKS turun dari 5,8 persen menjadi 4,7 persen. Disebabkan oleh angka kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo yang naik.
“Kalau Demokrat, PKS naik ketika approval Pak Jokowi drop,” katanya memaparkan hasil survei.
Beberapa partai memang terlihat menurun elektabilitasnya, dan sebagian yang lain justru meningkat. Uniknya, sikap Presiden Joko Widodo juga sangat mempengaruhi dan berdampak pada naik turunnya elektabilitas partai.