Purna Warta -Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi meminta kontroversi soal Baha’i dihentikan. Kontroversi itu muncul setelah Ucapan selamat hari raya Naw-Ruz dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk umat Baha’i di Indonesia.
“Sebaiknya polemik terkait dengan agama Baha’i dihentikan karena dinilai sudah tidak proporsional. Isunya juga sudah melebar kemana-mana,” kata Zainut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/7/2021).
Dia menjelaskan, penyampaian selamat hari raya dari Yaqut ke umat Baha’i adalah bagian pemenuhan kewajiban konstitusional seorang pejabat negara. Seorang menteri perlu memberikan pelayanan kepada semua warga negara tanpa pengecualian, termasuk masyarakat Baha’i.
“Sehingga, dimohon kepada semua pihak untuk bisa mendudukkan masalah ini secara proporsional,” kata Zainut.
Kemenag terus mengembangkan penguatan moderasi beragama. Moderasi berarti penghindaran keekstreman, menjadikan kehidupan beragama cenderung ke arah jalan tengah (moderat). Dengan begitu, keharmonisan bisa tercapai.
“Penguatan moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan. Sebagai bangsa yang sangat heterogen, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya,” kata dia.
Menag Yaqut menyampaikan selamat hari raya Naw-Ruz 178 EB ke komunitas Baha’i lewat video di akun YouTube Baha’i Indonesia. Video itu diunggah pada 26 Maret 2021.
“Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Kepada saudarakau masyarakat Baha’i di mana pun berada, saya mengucapkan selamat merayakan hari raya Naw-Ruz 178 EB. Suatu hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah umat Baha’i menjadikan ibadah puasa selama 19 hari,” kata Yaqut.