Purna Warta – Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta Husny Mubarok minta agar kegaduhan imbas kenaikan dana hibah bagi NU dan Muhammadiyah di Jakarta tak perlu diperpanjang lagi.
Sejumlah partai politik mengkritik dana hibah Pemprov DKI Jakarta ini karena dianggap tidak proporsional memberi dana lebih besar ke MUI DKI ketimbang NU dan Muhammadiyah. Ada juga yang mengklaim berjasa atas kenaikan dana hibah bagi PWNU DKI dan Muhammadiyah.
“Kisruh dan kegaduhan yang disebabkan klaim partai yang merasa berjasa atas kenaikan Dana Hibah NU dan Muhammadiyah ini tidak perlu diperpanjang dan dibesar-besarkan. Sebab tidak berguna dan membuang energi,” kata Husny dalam keterangan resminya, Minggu (7/11)
Husny menyebut kenaikan dana hibah bagi NU dan Muhammadiyah di tahun anggaran 2022 berkat seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder.
Pihak-pihak tersebut, kata dia, boleh saja mengklaim berkontribusi terhadap kenaikan dana hibah. Namun, ia mengingatkan agar tidak saling klaim karena justru terlihat kurang baik bagi pendidikan politik masyarakat Jakarta.
“Kami tetap berterimakasih kepada para pihak terutama Gubernur DKI Jakarta, Sekda dan seluruh anggota dewan yang ikut memperjuangkan kenaikan anggaran ini karena tentunya sudah sama-sama memahami pentingnya peran ormas dan pengembangan SDM di Jakarta” kata Husny.
Husny menjelaskan bahwa pihaknya pernah menginisiasi pertemuan dengan anggota dewan DPRD DKI pada awal tahun 2021 lalu. Pertemuan itu membahas pentingnya peran ormas seperti NU dan Muhammadiyah untuk kebaikan bersama di Jakarta.
“Ada Kyai Lutfi Hakim, Kyai Samsul, Bang Taufik selaku Wakil Ketua DPRD dan anggota-anggota dewan dari lintas partai. Pokoknya apa yang menjadi manfaat buat masyarakat Jakarta, kita coba wujudkan” ucap Husny.
Dana hibah DKI untuk ormas keagamaan memicu kritik dari sejumlah partai. Ada yang menyebut pemberian dana hibah itu tidak proporsional karena porsi untuk MUI DKI lebih besar ketimbang ormas lain seperti PWNU Jakarta dan PW Muhammadiyah Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui besaran dana hibah ke MUI Jakarta lebih besar dibanding dua organisasi islam lainnya, yakni PWNU dan Muhammadiyah DKI.
Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari status MUI sebagai induk organisasi masyarakat Islam yang membawahi sejumlah organ Islam lainnya.
“Memang APBD kita terkontraksi cukup tinggi. Dan MUI memang lebih tinggi dana hibahnya bantuannya daripada NU dan Muhammadiyah,” katanya.
Riza juga mengatakan pemberian dana hibah bagi organisasi keagamaan di Ibu kota Indonesia itu telah disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
“Terkait dana hibah, semuanya dana hibahnya ini disesuaikan dengan kemampuan daripada Pemprov DKI Jakarta,” kata Riza.