Purna Warta – Presiden Joko Widodo mengklaim ada kenaikan tingkat kepercayaan dari masyarakat seiring dengan penguatan indeks kepercayaan konsumen terhadap pemerintah (CCGI) serta perbaikan angka investasi.
Hal itu dikatakan saat bertemu dengan para ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8). Momen itu diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8).
Ia mengungkapkan ada peningkatan konsumsi masyarakat di kuartal II 2021 mencapai 5,9 persen, investasi tumbuh 7,5 persen.
“Indeks kepercayaan pemerintah naik, dari 97,6 kemudian menjadi 115,6. Ini juga kepercayaan konsumen, kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat, kelihatan dari indeks-indeks seperti ini,” kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu tak menjelaskan sumber data indeks-indeks tersebut.
Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengungkapkan pertumbuhan ekonomi kuartal II tumbuh 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang porsinya mencapai 84,93 persen.
Konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2021 tumbuh 5,93 persen yoy, investasi naik 16,2 persen yoy.
Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal II 2021 mencapai 104,42 poin, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 82,14 poin.
Jokowi pun menilai optimisme mulai tumbuh setelah gelombang kedua pandemi Covid-19. Namun, ia mewanti-wanti semua pihak agar tak lengah dengan keadaan yang mulai membaik.
“Artinya ada optimisme, arahnya positif, tapi tetap berada posisi kehati-hatian, kewaspadaan, karena memang sekali lagi sulit dihitung dan sulit dikalkulasi,” ujarnya.
Sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan data berbeda soal tingkat kepuasan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Survei itu mengungkap kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi menurun dari 64 persen pada bulan April menjadi 59,3 persen pada Agustus.
Dalam urusan penanganan pandemi Covid-19, kepuasan publik terhadap Jokowi turun dari 67,3 persen menjadi 61,1 persen. Tingkat kepercayaan publik pada kemampuan Jokowi mengatasi pandemi juga turun dari 56,5 persen ke 54,3 persen.
Survei digelar Indikator Politik Indonesia pada 30 Juli-4 Agustus dengan melibatkan 1.220 orang responden. Survei ini mengandung toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.