Purna Warta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) percaya diri mampu membentuk dan mempimpin koalisi parpol menjelang Pilpres 2024. Kendati sekarang belum tampak, setahun ke depan pergerakan parpol diprediksi mulai terlihat.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengakui hingga saat ini koalisi partai politik (parpol) yang ada sangat solid dalam satu barisan. Tetapi bukan tidak mungkin nanti pada 2023 atau setahun menjelang menjelang Pemilu 2024, akan ada banyak akrobat politik. Parpol yang saat ini berada pada satu barisan akan menentukan langkah masing-masing.
”Kalau terkait dengan poros, PKB mau memimpin poros sendiri. Nggak tahu dengan cara apa, tapi saya sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu, saya berkeinginan untuk PKB memimpin poros. Mestinya PPP juga ikut karena sama-sama hijau. Tinggal nambah satu lagi, berangkat itu sudah, misalnya PAN itu sudah cukup, berangkat kita. Bismillah,” kata Gus Jazil dalam keterangannya yang dikutip Kamis (16/12/2021).
Dia melanjutkan, jika PKB bisa membentuk dan memimpin poros koalisi sendiri, hal yang ditekankan adalah bagaimana mengedepankan kepentingan bersama, bukan justru melahirkan politik identitas.
“Tentu akrobat politik di 2023 akan tidak terhindarkan nantinya dari partai-partai yang ada, meskipun hari ini solid dalam satu barisan. Saya berharap nanti kalau apapun partainya kalau manuvernya itu melampaui atau bisa memecah belah, harus disemprit karena ini untuk kepentingan persatuan, kebersamaan pasca Covid-19,” ujarnya.
Menurutnya, keinginan PKB untuk bisa membentuk poros koalisi sendiri dan memimpinnya akan semakin mudah terealisasi jika ada revisi batasan presidential threshold (PT) 20%. ”PKB ingin mimpin poros, masa bercita-cita saja dilarang? Apalagi kalau nanti ada kesepakatan presidensial threshold-nya turun, tambah terbuka lagi,” tuturnya.
Wakil Ketua MPR ini mengatakan bahwa dengan tidak adanya calon petahana (incumbent) pada Pilpres 2024 mendatang, jika PT bisa diturunkan antara 5-10% maka Pemilu 2024 akan bermunculan tokoh-tokoh yang maju sebagai calon presiden (capres).
“Banyak pilihan, tetapi tetap dalam bingkai persatuan. Jangan lagi muncul ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Pokoknya kalau lebih banyak (calon), kalau ada 4 malah enak, cuma yang dipikirkan adalah kalau putarannya 2 kali maka biaya nambah, itu menjadi soal,” pungkasnya.