Jakarta, Purna Warta – Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran menegaskan komitmen pemerintahan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, untuk disiplin dan berhati-hati dalam pengelolaan fiskal.
Baca juga: Kaesang Akan Komunikasi dengan Puan Usai Dipertimbangkan di Pilgub Jateng
Ketua Tim Gugus Tugas, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo akan menjaga defisit APBN 2025 tetap di bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Dasco juga menegaskan bahwa rasio utang terhadap PDB dalam APBN 2025 akan dipertahankan di kisaran 30%, seperti yang telah dijaga selama ini.
“Pemerintah akan tetap berkomitmen pada pengelolaan fiskal yang berkelanjutan dan hati-hati,” kata Dasco dalam pernyataan tertulis, Kamis (11/7/2024).
Dasco menyebut ada tiga tujuan utama pengelolaan fiskal pemerintahan mendatang: mempertahankan defisit di bawah 3%, menjaga rasio utang terhadap PDB, dan melanjutkan disiplin fiskal yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menekankan bahwa komitmen ini penting untuk mendukung investasi sektor swasta yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan fokus pada penciptaan lapangan kerja dan menghasilkan devisa untuk membiayai pertumbuhan ekonomi.
Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, mendukung pernyataan ini dengan mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan utang tanpa meningkatkan pendapatan negara, dalam wawancaranya dengan Financial Times di London.
Hashim mengungkapkan bahwa diskusi telah dilakukan dengan Bank Dunia tentang pengelolaan utang yang bijaksana. Bank Dunia menyatakan bahwa rasio utang 50% dari PDB masih dianggap aman, sesuai dengan batasan 60% PDB yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Menurut Hashim, peningkatan pendapatan negara bisa datang dari berbagai sumber seperti ekstensifikasi pajak, cukai, royalti dari pertambangan, dan bea masuk.
Baca juga: Menko Polhukam Hargai Putusan PN Bandung Terkait Pembatalan Tersangka Pegi Setiawan
Bulan lalu, Thomas Djiwandono, anggota tim gugus tugas bidang keuangan Prabowo-Gibran, menegaskan bahwa Prabowo tidak berencana meningkatkan rasio utang negara hingga 50% dari PDB. Pernyataan ini menyangkal laporan Bloomberg yang menyebutkan rumor tersebut.
“Kami sama sekali tidak membicarakan target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan yang resmi,” tegas Thomas.