Jakarta, Purna Warta – Studi terkait pengaruh kualitas pendidikan terhadap usia biologis telah diungkap. Orang yang mendapatkan pendidikan lebih baik cenderung memiliki usia yang lebih panjang.
Hasil penelitian diungkap lewat artikel yang dipublikasikan pada jurnal JAMA Network Open oleh peneliti dari Universitas Columbia, Daniel Belsky dan kawan-kawan. Penelitian ini dilakukan terhadap 3.101 responden.
“Kami sudah lama mengetahui bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung berumur lebih panjang,” kata Belsky dilansir dari Science Alert.
Secara umum, orang-orang berpendapat kualitas tubuh yang baik dikarenakan pekerjaan yang juga baik serta uang yang banyak. Namun, penelitian baru ini menunjukkan pada tingkat sel, tubuh menua lebih lambat pada orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.
“Tetapi ada banyak tantangan dalam mencari tahu bagaimana hal itu terjadi dan, yang terpenting, apakah intervensi untuk meningkatkan pencapaian pendidikan akan berkontribusi pada umur panjang yang sehat,” terang Belsky.
Kemudian, peneliti juga mengambil data dari Framingham Heart Study, proyek yang meneliti banyak kelompok pendidikan di perkotaan. Kini, anak dan cucu dari responden dalam proyek tersebut pun ikut terlibat.
Untuk membuktikannya, peneliti menggunakan jam epigenetik. Alat tersebut dirancang untuk mengukur usia biologis lewat DNA.
Penuaan lebih lambat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sel-sel pada tubuh yang mengalami kerusakan lebih lambat. Bukan berarti hari ulang tahun yang datang melambat.
Para peneliti mengaitkan antara pendidikan dan penuaan biologis lewat referensi silang antara saudara kandung dan anak-anak serta orang tua. Mereka melihat dampak pendidikan hingga batas-batas tertentu.
Lebih lanjut, peneliti menemukan orang-orang dengan tingkat pendidikan berbeda berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda juga. Kemudian, peneliti memfokuskan melihat mobilitas pendidikan.
Mereka mengamati tingkat pendidikan yang dicapai seseorang dan membandingkan dengan capaian orang tua dan saudara kandungnya. Menurut peneliti lainnya yakni Gloria Graf dari Universitas Columbia, cara ini membantu menjelaskan dampak pendidikan terhadap penuaan.
“Kami menemukan bahwa mobilitas pendidikan ke atas dikaitkan dengan lambatnya penuaan dan penurunan risiko kematian,” kata Graf.
Sejauh ini, para peneliti meyakini bahwa manfaat dari pendidikan layak dapat membantu mengurangi penuaan secara biologis. Namun, untuk mengetahui lebih jauh soal hubungan pendidikan dan penuaan ini, peneliti membutuhkan eksperimen lebih lanjut.
Mereka belum melibatkan faktor lainnya seperti kemiskinan saat masa kecil. Hal tersebut biasanya berpengaruh pada kematian dan berapa lama seseorang bisa menghabiskan waktu selama di sekolah.
“Pada akhirnya, bukti eksperimental diperlukan untuk menginformasi temuan kami,” kata Belsky.
Kegiatan di lingkungan pendidikan juga mungkin saja berpengaruh terhadap organ biologis manusia.