Jakarta, Purna Warta – Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PBNU, akhirnya memberikan pandangannya terkait konflik yang tengah berlangsung antara PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang hingga kini belum menemukan titik temu. Dalam pandangannya, Said Aqil menilai PKB seharusnya bersyukur karena masih mendapatkan kritik dari pengurus Nahdlatul Ulama (NU).
Baca juga: NasDem Dukung Petahana Khofifah-Emil di Pilgub Jatim
Said Aqil mengimbau kepada seluruh kader PKB agar menjadikan kritik serta serangan yang belakangan ini diarahkan kepada partai sebagai motivasi dan pelajaran berharga. Ia percaya bahwa semakin banyak kritik yang diterima, PKB akan semakin kuat dan tangguh.
“Apa yang dihadapi saat ini jadikanlah sebagai motivasi. Anggaplah sebagai obat pahit, tidak masalah jika rasanya tidak enak, yang penting sembuh. Semakin banyak kritik yang diterima PKB, semakin kuat dan sehat pula partainya,” ujar Said Aqil dalam acara Istighosah Kubro yang diselenggarakan oleh DPC PKB Bandung, seperti dikutip dari pernyataan tertulis pada Sabtu (10/8/2024).
Sebagai anggota tim lima pendiri PKB, Said Aqil memuji kemajuan yang telah dicapai oleh PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin. Ia menyoroti peningkatan jumlah kursi di parlemen, yang bertambah dari 58 menjadi 68 kursi.
“Semua itu adalah hasil kerja keras Gus Muhaimin dan rekan-rekan PKB, baik di pusat maupun daerah,” ungkap Kiai Said.
Said Aqil juga menyatakan kekagumannya terhadap soliditas PKB, yang menurutnya merupakan hasil dari kekompakan antara NU dan PKB.
“Tanpa adanya kebersamaan antara NU dan PKB, kesuksesan ini tidak mungkin terwujud,” tegasnya, yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon.
Sebagai Mutasyar PBNU untuk periode 2022-2027, Said Aqil mengenang masa-masa saat dirinya menjadi bagian dari tim lima yang mendirikan PKB. Tim ini bertugas menyusun konsep dasar PKB, termasuk muqadimah dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Baca juga: Suriah Lakukan Operasi terhadap Kelompok Teroris
“Dari lima orang anggota tim tersebut, tiga di antaranya telah berpulang, sementara yang masih hidup tinggal saya dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Ketiga anggota yang telah wafat adalah bapak Rozi Munir, bapak Ahmad Bagdja, dan bapak Mustopa Zuhad,” kenangnya.
“Alhamdulillah, semua ini berkat kerja keras Gus Muhaimin dan seluruh kader PKB dari pusat hingga daerah,” tambahnya.