Jakarta, Purna Warta – Indonesia akan memperkuat pertahanan menggunakan layanan satelit baru yang merupakan satelit pengamatan Bumi atau Earth Observation(EO).
Layanan satelit pertahanan ini disediakan oleh BlackSky yang merupakan perusahaan analisis intelijen dan data berbasis pencitraan Bumi asal Virginia, Amerika Serikat. Nantinya, Indonesia dapat mengakses layanan pencitraan BlackSky secara real-time, seperti dilansir detikINET dari laman resmi BlackSky, Senin (12/2/2024).
Layanan BlackSky tersebut meliputi ranah intelijen dan pengawasan sampai sistem pengintaian awal hingga satelit pertahanan Indonesia beroperasi.
Kontrak pengadaan layanan satelit ini memiliki nilai USD 50 juta atau sekitar Rp 781 miliar sesuai kesepakatan Kementerian Pertahanan Indonesia dengan BlackSky melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Len Industri.
CEO BlackSky, Brian O’Toole mengatakan kemitraan yang terjalin antara Indonesia dengan BlackSky merupakan langkah lebih cepat bagi Indonesia mengembangkan kemampuan pengintaian untuk urusan pertahanan dan keamanan. Menurutnya, Indonesia akan memiliki waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal jika harus mengembangkan infrastruktur satelit.
“Kemitraan ini membantu Indonesia untuk memiliki kemampuan pencitraan satelit terkemuka saat ini daripada menunggu bertahun-tahun untuk membangun infrastruktur satelit yang berdaulat,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa di negara-negara Barat, tren mengintegrasikan layanan satelit komersial dengan sistem pertahanan sudah berkembang.
Nantinya, BlackSky akan bekerjasama dengan Thales Alenia Space dalam membangun jaringan satelit yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan dan keamanan Indonesia.
“Kami mengapresiasi kemitraan dengan BlackSky yang dapat meningkatkan kemampuan luar angkasa yang modern dan sejalan dengan upaya Indonesia dalam memodernisasi kemampuan pertahanan,” ungkap CEO Thales Alenia Space, Hervé Derrey.
Sebelumnya, Thales Alenia Space merupakan perusahaan yang dipilih untuk mengembangkan satelit pertahanan yang terintegrasi dengan sensor dan radar optik oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Nantinya, BlackSky akan mengirim dua satelit yang memiliki sistem elektro optik Gen-3 untuk Kementerian Pertahanan Indonesia. Proses pengadaan dua satelit ini akan menghabiskan waktu dua tahun.
Walau begitu, BlackSky mengatakan bahwa Indonesia belum mengungkapkan berapa satelit yang akan dibeli.
Satelit elektro-optik Gen-3 yang nantinya dioperasikan Kementerian Pertahanan Indonesia akan memiliki sensor inframerah ganda yang memungkinkan penciptaan bumi dalam kondisi cahaya rendah maupun malam hari. BlackSky juga menyebut bahwa resolusi yang dihasilkan satelit disebut bakal lebih tajam.
BlackSky juga tidak hanya memanfaatkan satelit tersebut dalam layanannya, mereka mengklaim bahwa mereka juga menggunakan dukungan perangkat lunak yang dibekali kecerdasan buatan.
Hal ini dilakukan Kementerian Pertahanan guna memajukan dan meningkatkan sistem keamanan dan pertahanan nasional.