Jakarta, Purnawarta – Pesulap Merah alias Marcel Radhival seringkali memicu kontroversial lewat pernyataannya yang mungkin bagi sebagian orang dinilai keliru.
Pesulap Merah memberikan klarifikasi soal dukun yang mana hal tersebut dikarenakan sebelumnya ia sempat melontarkan pernyataan tentang dukun yang membuat dia disanksi oleh adat Dayak.
Klarifikasi itu disampaikan Pesulap Merah dalam video yang dikirimkan Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta Lawadi Nusah. Dia menyampaikan hal itu usai diklarifikasi Dewan Adat Dayak Jakarta pada Sabtu (15/4).
“Sekali lagi yang saya tekankan, justru video itu saya buat agar Kalimantan dan Dayak tak lagi dikonotasikan seolah-olah dukun yang menduitkan masyarakat, agar Kalimantan dan Dayak tidak ditakuti atau dianggap seram oleh masyarakat Indonesia,” kata Pesulap Merah.
Dia mengatakan momen klarifikasi itu berlangsung dengan cair. Pesulap Merah mengatakan ada dukun-dukun yang menggunakan atribut Dayak.
Namun, menurutnya, ada dukun-dukun yang menggunakan atribut Dayak itu ada yang menipu pasien. Dia mengatakan aksi dukun tersebut hanya untuk menarik uang dari pasien.
“Agar tak lagi kostum Dayak tak lagi dipakai dukun-dukun di Jabodetabek, karena banyak banget dukun-dukun di Jabodetabek yang menggunakan kostum Dayak lalu jual-jual jimat ngeduitin masyarakat dengan kata-kata ‘semakin banyak ikhlasnya, maka semakin banyak juga khasiatnya’,” ucap dia.
“Itulah ngeduitin. Semakin besar duitnya, maka semakin besar khasiatnya. Padahal itu nggak ada di Dayak,” imbuhnya.
Pesulap Merah juga meminta maaf jika ucapannya memicu salah paham. Dia mengaku ucapannya tidak mengomentari soal adat maupun budaya dari suku manapun.
“Maka dari itu, atas kesalahpahaman, sejujurnya, saya pribadi mohon maaf misalkan ada kesalahpahaman di luar sana, mungkin ada kata-kata saya yang memang kurang tepat diucapkan,” katanya.
“Tapi saya sejujurnya tidak mengarah ke adat dan budaya. Saya justru ingin memisahkan adat dan budaya kita dari dunia perdukunan,” tambah dia.
Dia mengatakan hanya ingin membahas perdukunan yang merugikan masyarakat Indonesia. Dia mengaku tak ingin masyarakat Indonesia jadi korban dukun penipu.
“Tapi dengan permintaan maaf ini, bukan berarti saya berhenti membongkar rahasia perdukunan. Membongkar rahasia perdukunan masih akan terus,” katanya.
Marcel Radhival alias Pesulap Merah dikenakan sanksi adat Dayak. Sanksi dijatuhkan karena Pesulap Merah dianggap memicu kesalahpahaman saat bicara soal dukun.
Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta Lawadi Nusah mengatakan Pesulap Merah dinilai melecehkan masyarakat Adat Dayak saat bicara dukun orang Dayak. Pesulap Merah lalu diklarifikasi oleh Dewan Adat Dayak Jakarta pada Sabtu (15/4).
“Kata Dukun dalam masyarakat adat Dayak adalah orang yang berprofesi membantu warga dalam hal: melahirkan disebut dukun beranak, ahli patah tulang disebut dukun patah tulang, mengobati orang yang sakit karena semberono/lalai,” kata Lawadi.
“Semua dukun orang Dayak pada dasarnya menolong tidak untuk cari keuntungan pribadi,” tegasnya.
Dia mengatakan kesalahan kedua Pesulap Merah diduga sengaja menantang suku etnis dari Dukun Dayak. Usai diklarifikasi, Pesulap Merah pun menandatangani berita acara bersama perwakilan Dewan Adat Dayak Jakarta.
Poin-poin berita acara tersebut disampaikan tokoh masyarakat atau Timanggong Adat Dayak Kanayatan DAD Jakarta, Yopinus Jailim. Dalam pertemuan itu, Pesulap Merah mengakui kesalahannya.
“Satu, Marcel Radhival Pesulap Merah mengakui telah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat adat Dayak pada khususnya dan atas informasi di medsos yaitu YouTube dan TikTok tanggal 9 April 2023,” kata Yopinus Jailim.
Dia mengatakan polemik tersebut akan diselesaikan secara adat. Proses penyelesaian sanksi adat akan diadakan pada 6 Mei 2023 di rumah adat Dayak atau betang di anjungan Provinsi Kalimantan Barat TMII Jakarta.
“Meminta dan memohon maaf, bersedia untuk diselesaikan secara adat dari masyarakat adat dayak DAD DKI Jakarta,” kata dia.
Dia mengatakan rincian sanksi adat Dayak akan dibacakan pada saat prosesi pemberian sanksi. Dia juga meluruskan bahwa Pesulap Merah tak bermaksud melecehkan adat Dayak.
Dia mengatakan kesalahpahaman itu terjadi juga karena ada pihak yang menyebarkan informasi tak bertanggung jawab di media sosial (medsos). Dia tak ingin kesalahpahaman itu berlanjut. Justru penyebar berita palsu yang menurutnya harus bertanggung jawab atas hal itu.