Jakarta, Purna Warta – dalam rangka memperingati gugurnya mantan Panglima Brigade Alquds Iran Letnan Jenderal Qasem Soleimani dalam sebuah insiden penyerangan di dekat Bandar Internasional Baghdad Irak pada 3 Januari 2020 lalu, Maula TV menggelar Bincang Berita Edisi Spesial dengan tema “Qasem Soleimani, Jendralnya Manusia” pada MInggu (2/2). Dalam webinar ini Maula TV menggandeng Kantor Berita Purna Warta dan Pemuda Pecinta Qasem Soleimani Indonesia untuk bekerjasama.
Dimulai pukul 20.00 WIB yang disiarkan langsung di Channel Youtube Maula TV dengan Zaid Ali sebagai pembawa acara menghadirkan narasumber Tim Anderson seorang aktivis Australia, Zafar Bangash dari Toronto Kanada, Sayid Mahdi Alatas mahasiswa Indonesia di Iran serta Dede Azwar dan Abdullah Assegaf yang menyampaikan materinya terkait Qasem Soleimani dari Indonesia.
Baca Juga : Mimpi Buruk Kolonial; Qasem Soleimani Pilar Poros Muqawamah
Dimulai dari Sayid Mahdi Alatas, ketua umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran 2021-2022 yang tengah berada di kota Qom Iran menyampaikan situasi terkini Iran yang berada dalam suasana memperingati dua tahun syahidnya Letnan Jenderal Qasim Soleimani. Mahasiswa S2 Universitas Internasional Almustafa Qom ini menyebut sejak 31 Desember 2021 kota-kota di Iran dipenuhi dengan pamflet, spanduk dan billboard yang memasang gambar wajah Qasem Soleimani dan peringatan akan berlangsung selama 10 hari.
“Setiap kampus, muassasah, sekolah-sekolah dan pusat-pusat keagamaan menggelar majelis duka mengenang syahidnya Syahid Qasem Soleimani. Maktab Qasem Soleimani juga menggelar Soleimani Research Conference di Tehran yang membahas maktab Qasem Soleimani adalah maktab peradaban Islam moderen. Terus makam beliau di Kerman tidak henti-hentinya diziarahi oleh para pecintanya.” Jelas Sayid Mahdi.
Dibagian lain penyampaiannya, ia menyebut Qasem Soleimani sebagai sosok yang sangat dicintai rakyat Iran. Itu dibuktikan dengan jutaan rakyat Iran menyertai upacara pemakamannya, sehingga disebut-sebut sebagai pemakaman paling spektakuler setelah pemakaman Imam Khomeini.
Sementara itu narasumber kedua Imam Zafar Bangash salah seorang tokoh Ahlusunnah dari Toronto Kanada menyebutkan, meski Syahid Qasem Soleimani dikenal sebagai figur muslim Syiah namun dari apa yang telah diperjuangkan dan dipersembahkannya untuk dunia membuat Qasem Soleimani bukan hanya milik umat muslim Syiah saja, bahkan bukan hanya milik umat Islam saja, namun milik semua umat manusia.
Baca Juga : Desakan Al-Mohandes Untuk Selalu Bersama Syahid Soleimani pada Malam Kesyahidan
“Soleimani seorang pahlawan tidak hanya untuk semua umat Islam, namun dia merupakan pahlawan bagi semua orang yang tertindas di dunia. Tidak hanya di dunia Muslim bahkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya Kristen seperti Venezuela, Nikaragua, Ekuador dan Kuba ia sangat dihormati. Sebab Qasem Soleimani tampil sebagai sosok antagonis bagi Amerika Serikat dengan konsisten dalam membela negara-negara yang tertindas.” Ucap Redaktur Majalah Crescent Internasional Toronto ini.
Oleh Ustad Abdullah Assegaf sebagai narasumber ketiga dalam penyampaiannya menyebut Syahid Qasem Soleimani dalam terminologi umum memang bukan termasuk ulama sebab tidak pernah menimba ilmu secara formal di lembaga pendidikan Islam, namun dalam perspektif Alquran, dari karakter yang dikenal dari sosok Qasem Soleimani ia adalah ulama. “Jika kita merujuk pada Alquran pada surah Fatir yang menyebut diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah ulama, maka Syahid Qasem Soleimani bisa disebut termasuk ulama. Sepanjang umurnya dia tidak pernah menunjukkan rasa takut sedikitpun kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt. Bahkan dalam membela kelompok-kelompok yang tertindas, meski dengan Amerika Serikat sekalipun ia berani menghadapi.” Ungkapnya.
“Syahid Qasem Soleimani tampil menghadapi kebiadaban, kezaliman yang dilakukan oleh kaum kuffar dan munafikin. Ia berjalan sebagai sosok yang memiliki kemuliaan dan kehormatan dan sepanjang hidupnya, ia memberikan pembelaan dan pelayanan kepada mereka yang tertindas dari seluruh umat manusia. Beliau beragama dan beliau muslim, dan Islam tidak membedakan manusia dari sisi agama dan dari mana berasal, semua harus dibantu jika berada dalam keadaan tertindas. Di sinilah posisinya Qasem Soleimani. Dengan semua yang telah ia lakukan, dan mati dalam keadaan gugur terbunuh oleh musuh, ia adalah sosok ulama yang sesungguhnya.” Tambah cendekiawan muslim ini.
Sementara Dede Azwar seorang jurnalis senior yang juga hadir sebagai narasumber memulai penyampaiannya dengan berkata, “Jika seseorang memiliki pandangan yang sempit, maka ia akan memandang sesuatu juga secara egois terbatas untuk kepentingannya sendiri. Namun dengan apa yang telah dilakukan oleh Syahid Qasem, orang-orang egoispun turut terkagum-kagum. Sebab perjuangan dan pembelaan Qasem Soleimani bukan atas nama pribadi. Ia orang Iran namun ia mempertaruhkan nyawanya ribuan kilometer dari negaranya untuk menyelamatkan jutaan nyawa orang lain.”
Baca Juga : Wakil Komandan IRGC: Kami Terus Lakukan Balas Dendam Atas Pembunuh Jenderal Soleimani
“Soleimani sebagai muslim, ia telah mengamalkan hadis Nabi, sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain. Manfaat yang dipersembahkan Qasem Soleimani, multi dimensi. Ia tidak dibatasi oleh geografis dan asal usul identitasnya. Karenanya gambar wajahnya sampai terpampang di banyak negara. Dengan keajaiban-keajaiban yang dilakukannya, tidak berlebihan jika saya menyebut Qasem Soleimani adalah mukjizat abad ini.” Paparnya.
Narasumber selanjutnya Tim Anderson seorang akademisi dan aktivis Australia. Ia sebelumnya adalah dosen senior di University of Sydney hingga awal 2019 dan telah menulis beberapa buku tentang pembangunan independen dan anti-imperialisme. Ia menyebut dalam wawancara yang telah diambil sebelumnya bahwa Qasem Soleimani adalah figur internasional sehingga itulah yang menjadi salah satu alasan, mengapa ia begitu penting dan terus penting.
“Contohnya, ketika ia mendeklarasikan kekalahan ISIS di Irak dan Suriah, ia membantu Lebanon dari invasi Israel, ia preteli dominasi AS di Irak dan juga memainkan peran utama di balik perjuangan di Palestina. Ia berbicara atas nama perjuangan di beberapa negara dimana ia bertindak selaku komandan regional. Inilah yang membuat ia menjadi figur internasional yang penting dan telah menjadi seorang legenda.” Ungkap Tim Anderson.
Ketika ditanya apa tujuan AS membunuh Qasem Soleimani, Direktur Pusat Studi Kontra Hegemoni ini menjawab, “Alasan AS menghentikan langkah Soleimani yang utama tentunya karena Soleimani telah menghancurkan ISIS. Dari pengakuan AS sendiri ISIS adalah ciptaan Washington melalui Saudi dengan menggunakan ideologi Wahabi, sebuah ajaran yang penuh dengan kekerasan dan terorisme untuk memecah belah. Dan pecah belah adalah taktik kunci yang digunakan penjajah sepanjang sejarah. Soleimani mewakili sebuah perlawanan yang terorganisir yang paling ditakuti AS di kawasan dan juga penjajah Israel di Palestina.”
Baca Juga : Dubes Iran di Baghdad: Pelaku Terlibat Pembunuhan Komandan Soleimani Akan Diadili
Disebutkan Bincang Berita Edisi Spesial: “”Qasem Soleimani, Jendralnya Manusia” yang berlangsung kurang lebih satu setengah jam ini dapat disaksikan kembali di Youtube di MaulaTV Channel.