Jakarta, Purna Warta – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero mencatat adanya pergeseran preferensi masyarakat dari transportasi udara ke laut. Hal ini terlihat dari jumlah penumpang kapal Pelni yang tidak mengalami penurunan signifikan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Padahal, armada Pelni berkurang satu setelah insiden kebakaran Kapal Motor (KM) Umsini di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pada Juni lalu.
Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang yang diangkut Pelni pada Nataru 2024 mencapai 551.000 orang, melebihi target awal sebanyak 507.000 orang. Capaian ini melampaui target sebesar 8,7%.
“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu (2023), itu pencapaiannya 558.000 orang. Yang sekarang 551.000 orang, berarti turun dong? Tidak. Karena di tahun lalu, kapal penumpang besar itu jumlahnya 26 kapal. Sekarang KM Umsini tidak beroperasi, karena insiden pertengahan tahun kemarin di Makassar,” jelas Andayani saat media briefing pada Jumat kemarin.
Eks Direktur Keuangan Pelni ini juga menyebutkan bahwa pada 2023, Pelni memiliki 42 kapal perintis, sementara pada 2024 jumlahnya berkurang menjadi 30 armada.
“Kalau diadu apple to apple itu angkanya naik sebesar 2,1%. Jadi, kalau tanpa KM Umsini dan dikurangi 12 kapal perintis itu, jumlah penumpang di 2023 bukan 558.000 orang, tetapi 539.000 orang,” terangnya.
Lebih lanjut, Andayani mengutip informasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyebutkan adanya penurunan minat masyarakat untuk bepergian selama Nataru 2024.
“Ada kecenderungan dari masyarakat pada saat ini menurun, walaupun sekali lagi, (transportasi) laut naik. Saya tidak tahu di transportasi kereta atau pesawat. Namun, kemarin disampaikan oleh Pak Menteri Perhubungan (Menhub) ini kecenderungannya adalah masyarakat itu agak menahan bepergian, karena ini berdekatan dengan Lebaran,” tambahnya.
Andayani juga membagikan pengalamannya bertemu dengan penumpang kapal di Bitung, Priok, dan Surabaya, yang mengaku baru pertama kali bepergian menggunakan kapal laut. Banyak di antara mereka sebelumnya lebih memilih menggunakan pesawat.
“Biasanya naik pesawat. Jadi, ini juga mulai saya melihat kecenderungan. Itu juga ada penumpang yang saya tanya, mereka ini jadi takut naik pesawat, karena sempat ada kecelakaan pesawat sehari tiga kali itu. Ini saya sampaikan bahwa ekspektasinya penumpang itu, ya kalau kurang itu hanya kurang sedikit dari (fasilitas) pesawat. Jangan kurang banget. Makanya ini nih kita yang harus mengejar,” tutupnya.
Pelni melihat momentum ini sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas layanan kapal laut agar dapat bersaing dengan transportasi udara dan memenuhi ekspektasi penumpang baru.