Jakarta, Purna Warta – Menlu RI Retno Marsudi bereaksi keras atas meninggalnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, akibat serangan udara Israel ke Lebanon pada Jumat (27/9). Sebelumnya, Israel mengklaim telah membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah tersebut. Menyusul pihak Hizbullah mengonfirmasi bahwa benar pimpinan mereka telah gugur.
Baca juga: Makam Imam Ridha Berduka Atas Kesyahidan Pemimpin Hizbullah
“Saat kita melakukan pengintaian dengan beberapa Menteri Luar Negeri OKI, sudah kita sebutkan melalui juru bicara yakni Menlu Saudi dan Yordania, bahwa saat kita ada di gedung ini, di saat yang sama ketegangan dan peningkatan konflik di Lebanon,” kata Retno dalam keterangannya, Minggu (29/9).
Dia menggambarkan pesan yang disampaikan para delegasi selama Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi di Sidang Majelis Umum PBB mengenai peringatan agar jangan sampai Lebanon menjadi Gaza baru. “Jangan sampai apa yang terjadi di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza menjadi sebuah kenormalan baru. Kita harus mengatur semuanya ini. Apa yang terjadi di Lebanon membuat kita semakin kuat untuk menyelesaikannya di gedung ini,” tegas Menlu Retno.
Baca juga: Araqchi Minta OKI Gelar Pertemuan Darurat Pasca Pembunuhan Nasrallah
“Bola ada di Dewan Kemanan PBB, terutama pemegang hak veto, mereka bisa menghasilkan keputusan yang menghentikan kekejaman Israel,” lanjut Menlu Retno.
Bagi Indonesia, serangan terhadap Lebanon juga terkait secara langsung dengan anggota pasukan perdamaian UNIFIL yang dikirimkan dari Tanah Air. Indonesia memiliki jumlah pengiriman pasukan terbanyak, yakni sekitar 1.200 orang.