Jakarta, Purna Warta – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus mendukung target pemerintah menurunkan biaya logistik nasional dari 14,29% menjadi 8% dari PDB. Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, menjelaskan bahwa perusahaan berfokus pada transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi layanan pelabuhan dan menciptakan biaya logistik yang lebih kompetitif.
Transformasi ini mencakup standarisasi layanan dan digitalisasi operasional melalui aplikasi terintegrasi, seperti Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M), yang mendukung layanan kargo non-petikemas dengan fitur online booking, operation planning, dan monitoring. Aplikasi ini terintegrasi dengan portal pelanggan, sistem layanan kapal, dan keuangan, sehingga mempermudah pelayanan dan meningkatkan produktivitas.
Pelindo juga menghadirkan integrated planning and control room untuk memantau layanan pelabuhan secara terpusat, mulai dari kapal, terminal, hingga logistik. Upaya ini berhasil memperpendek port stay dan cargo stay, yang berkontribusi pada efisiensi biaya logistik.
Hingga triwulan III-2024, Pelindo mencatat pertumbuhan kinerja signifikan, dengan arus barang non-petikemas mencapai 146 juta ton, naik 16% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Implementasi PTOS-M di Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Dumai, misalnya, menghasilkan peningkatan trafik kargo sebesar 6,7% dan bongkar muat curah kering sebesar 3,8%.
Inovasi ini juga mendapat respons positif dari pengguna jasa. Wiji Dewabroto dari FKS Logistics menyebut produktivitas pembongkaran meningkat dari 6.000 ton menjadi hingga 25.000 ton per hari. Pelindo berkomitmen melanjutkan modernisasi dan sinergi dengan stakeholders untuk memajukan ekosistem logistik di Indonesia.