HomeNasionalPeristiwaPelaku yang Bacok Siswa di Bogor Dipicu Tantangan Medsos dan Dilakukan secara...

Pelaku yang Bacok Siswa di Bogor Dipicu Tantangan Medsos dan Dilakukan secara Acak

Bogor, Purnawarta – Pembacokan yang dilakukan seorang berinisial AS terhadap seorang pelajar SMK Bina Warga di Simpang Pomad Bogor telah berhasil ditelusuri polisi.

Pembacokan itu diduga dilakukan secara acak oleh pelaku. Peristiwa pembacokan terjadi di Simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, pada Jumat (10/3/2023) sekitar pukul 09.30 WIB. Pelajar yang sedang menyeberang jalan menjadi korban pembacokan.

Korban kemudian tewas usai pembacokan. Ada luka di pipi yang memanjang hingga leher bagian samping. Pelaku yang berbonceng tiga dengan sepeda motor itu kemudian melarikan diri.

Polresta Bogor Kota kemudian memburu pelaku dan menangkap dua dari tiga pelaku pembacokan terhadap pelajar SMK Bina Warga berinisial AS tersebut. Keduanya ditangkap pada Senin (13/3/2023) dini hari.

“Sudah ada yang kita amankan, dua orang sudah kita tangkap,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso.

Selain menangkap pelaku pembacokan, polisi juga menangkap seorang yang diduga menyembunyikan pelaku pembacokan itu. Mereka ditangkap di kawasan Lebak, Banten.

“Pelaku dua orang ketangkap, satu orang lagi itu orang yang menyembunyikan, (pria) itu juga kita tangkap,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso.

“(Ditangkap) di luar Bogor dini hari tadi,” sambung Bismo.

Polisi kemudian menunjukkan tersangka bernama Salman Alfarizi (18). Kombes Bismo mengatakan pelaku lain yang ditangkap adalah MA (17).

“Berhasil kita amankan dua orang di mana satu pelaku dewasa (Salman Alfarizi), kita tetapkan sebagai tersangka, dan satu belum dewasa (MA) statusnya jadi anak konflik dengan hukum,” kata Kombes Bismo dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (14/3/2023).

Kedua pelaku pembacokan, Salman dan MA, dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar di Mapolresta Bogor Kota. Salman tampak mengenakan masker putih dan rompi tahanan berwarna oranye.

Sementara, MA memakai sebo dan kaus putih. Polisi juga turut menghadirkan T, pria yang berperan menyembunyikan kedua pelaku.

Salman dan MA tampak terus menundukkan kepala sepanjang polisi menjelaskan kasus yang dilakukan keduanya. Kedua pelaku sempat ditanyai wartawan, namun kedua pelaku tetap terdiam dan terus menundukkan kepala.

Kombes Bismo mengatakan pembacokan yang menewaskan pelajar SMK Bina Warga berlatar belakang tantangan via media sosial. Pelaku diduga mencari sasaran secara acak hingga menebas leher korban saat menyeberang.

“Berawal dari adanya tantangan via Instagram, tantangan di Instagram. Pelaku terprovokasi dan berupaya untuk membalas (tantangan) dengan melakukan tindak pidana tersebut ke sasaran acak, dan saat itu korban terkena tebasan senjata tajam,” kata Bismo.

Bismo mengatakan pelaku dibacok saat hendak menyeberang bersama temannya di Simpang Pomad Kota Bogor. Pelaku yang berbonceng tiga menggunakan motor kemudian menebas leher korban hingga tewas. Para pelaku beraksi dalam posisi motor tengah melaju.

Bismo menyebut Salman merupakan pelaku yang membuang golok panjang yang digunakan untuk menebas leher korban. Dalam video viral, Salman adalah pria yang duduk di bagian tengah jok motor. Sementara MA merupakan pemilik golok dan pengendara motor.

“Kemudian peran dari masing-masing untuk yang duduk di depan motor itu MA, ini pemilik kendaraan roda dua, mengendarai, dan pemilik sajam. SA (Salman Alfarizi) membuang barbuk 1 buah golok,” ucap Bismo.

Sementara, pelaku utama yang membacok korban masih buron. Polisi mengatakan peria berinsial ASR itu merupakan residivis pencurian dan saat ini sedang diburu.

“Yang masih buron ASR alias T. ASR ini yang membacok,” kata Kombes Bismo.

ASR merupakan pria bertopi kuning yang duduk di bagian belakang motor. Aksi pembacokan itu terekam video warga hingga viral di media sosial (medsos).

“ASR kelas XI, usia 17 tahun. Residivis jambret di usia dan tahun yang sama. Jadi kita sudah ke para keluarga pelaku dan mereka kooperatif. Dari ASR keluarganya menyayangkan, kenapa sudah (dipenjara akibat kasus) jambret kok masih gini,” ucap Bismo.

Hal itu tentu sangat berbahaya bagi generasi muda Indonesia yang berperilaku melanggar hukum terpicu dengan tantangan yang penuh dengan resiko kematian.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here