Purna Warta — Pelaku terorisme memanglah orang yang beragama Islam namun bukan berarti itu ajaran Agama Islam. Hal ini diungkapkan oleh salah satu Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, mengatakan aksi terorisme yang terjadi di Mabes Polri dan Makassar bukan ajaran dari Agama Islam.
Hal ini dinyatakan oleh Wakil Ketua PWNU Lampung, Juwendra Asdiansyah saat ditemui di Gedung 1 PWNU Lampung Jalan Cut Mutia no 28, Gulak Galik, Kecamatan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung.
Juwe sapaan akrabnya mengatakan tindak pidana terorisme adalah tindak pidana kejahatan yang sangat dilarang di Agama Islam. “Dia (Pelaku terorisme) memang orang Islam tapi ajaran Islamnya salah, gurunya salah,” kata dia.
Ia mengimbau, bagi umat muslim jangan sampai dengan satu pengetahuan yang diberikan oleh guru atau siapapun itu dijadikan landasan bahkan dikerjakan tanpa adanya pembanding. “Jangan sampai baru dapat satu pengetahuan langsung ditelan bulat-bulat lalu melakukan dan mengikuti begitu saja,” lanjutnya.
“Dan carilah pengetahuan agama dengan orang yang benar-benar berilmu, berpikirlah terbuka dan kritis, masa iya sih membunuh orang tanpa sebab itu ajaran orang Islam?” sambungnya.
Ajaran Agama Islam sesungguhnya adalah mencontoh Nabi Muhammad SAW. Seperti halnya Nabi Muhammad dilecehkan dan dihina bahkan diancam dibunuh tetap tersenyum dan mengalah. “Di masa ke nabiannya (Nabi Muhammad) ditekan oleh Kaum Quraisy, Nabi Muhammad ditekan luar biasa, dihujat, dihina, dianiaya bahkan dilecehkan bahkan diancam dan dibunuh seterusnya. Balas tidak Nabi Muhammad ?” ungkapnya.
Lanjutnya, Nabi Muhammad SAW bisa membalas perlakuan Kaum Quraisy dengan bantuan Allah SWT, namun hal itu tidak dilakukan nya. Bahkan Nabi Muhammad SAW malah berhijrah.
Kendati demikian, NU mengutuk keras para pelaku terorisme dan NU Lampung pun tetap akan mengingatkan hal ini kepada umat muslim di Indonesia untuk tidak melakukan aksi terorisme.
Terpisah, sebagai bentuk antisipasi terorisme, polisi melakukan pengecekan di salah satu Gereja di Kota Bandar Lampung. Aktivitas ibadah di gereja juga terpantau tetap berjalan dengan normal.
Antisipasi ini dilakukan sebab sebelumnya telah terjadi ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Makassar, pada Minggu (28/3/2021) siang hari. Ledakan terjadi sesudah pelaksaan misa kedua.
Baca juga: MUI: Terorisme Bukanlah Jalan Jihad Melainkan Kejahatan