Jakarta, Purna Warta – Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka akan ditetapkan menjadi kurikulum nasional tahun ini. Sebanyak 75% sekolah juga diketahui telah mengimplementasikan kurikulum ini.
“Dari sekarang sampai itu deadline terakhir itu masih ada tiga tahun dari sekarang. Jadi, walaupun 75 persen daripada sekolah sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sisa 25 persennya itu masih ada waktu deadline tiga tahun dari sekarang,” ujar Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Rabu (6/3/2024).
Nadiem mengatakan tidak perlu terburu-buru dan tergesa-gesa dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Sisa sekolah yang belum menerapkan akan diberi waktu 3 tahun untuk melakukan transisi.
“Ini kami melakukan implementasi ini karena kami mengetahui mayoritas dari sekolah sudah melakukan transisi dan sisanya 25 persennya diberi waktu tiga tahun ke depan untuk melakukan transisi ini,” kata dia.
Nadiem menyebut Kurikulum Merdeka berhasil mempercepat ketertinggalan belajar atau learning loss karena COVID. Selain itu, banyak sekolah yang tidak mengikuti Kurikulum Merdeka dan tertinggal.
“Jadi ini adalah satu-satunya data yang menurut saya terpenting, sangat susah didebat, sekolah-sekolah yang tidak mengikuti Kurikulum Merdeka mengalami learning loss dan akselerasi yang jauh lebih pelan untuk mengejar ketertinggalan,” katanya.
Nadiem juga yakin program Kemendikbud itu akan dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya. Sebab, dampak yang sudah diberikan sejauh ini sudah sangat besar.
“Karena dampaknya sudah sangat besar di lapangan dan walaupun masih banyak tantangan-tantangan dengan adanya teknologi, dengan sekarang menjadi gerakan ya,” ucapnya.
Kurikulum Merdeka diharapkan bisa menjadi program yang berkelanjutan meski pemerintahan dan para menterinya sudah berganti.