Menaker Lepas 2.000 Peserta Magang ke Jepang

Jakarta, Purna Warta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli secara resmi melepas 2.000 peserta magang yang akan berangkat ke Jepang. Para peserta ini tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Bali dan Indonesia Timur. Acara pelepasan dilangsungkan di Monumen Bajra Shandi, Denpasar, Bali, pada hari ini.

Dalam sambutannya, Menaker Yassierli menyampaikan apresiasi tinggi kepada para peserta yang telah berhasil melewati tahapan pembekalan dan persiapan ketat untuk bekerja di Jepang. Ia menekankan bahwa kesempatan ini adalah momen berharga untuk meningkatkan kualitas diri sekaligus membawa citra positif Indonesia di mata internasional.

“Adik-adik semua adalah duta bangsa yang akan membawa nama baik Indonesia di Jepang. Ini kesempatan luar biasa. Kalian sudah dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan, maka manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya,” ujar Yassierli dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).

Pada kesempatan pelepasan tersebut, Yassierli menyampaikan empat nilai utama yang harus dipegang teguh oleh para calon pemagang, yang dirangkum dalam konsep STAR (Santun, Tangguh, Adaptif, dan Rajin):

• Santun: Mencerminkan kepribadian khas bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan sopan. “Orang Indonesia dikenal dengan kesantunannya. Di mana pun kalian berada, jagalah sikap, tutur kata, dan perilaku. Kesantunan adalah identitas kita yang harus dipertahankan,” pesannya.

• Tangguh: Menggambarkan pentingnya kekuatan mental dan daya juang untuk menghadapi segala tantangan hidup di negeri orang. “Kalian tidak boleh jadi anak manja. Sukses di masa depan membutuhkan pengorbanan. Kesulitan pasti ada, tapi orang yang tangguh selalu punya prinsip: kalau orang lain bisa, saya juga bisa,” tegasnya.

• Adaptif: Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya baru tanpa harus kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. “Kalian akan menghadapi budaya kerja dan kehidupan yang berbeda. Adaptiflah terhadap perubahan, tapi jangan sampai kehilangan nilai-nilai Indonesia. Jangan sampai pulang lebih Jepang dari orang Jepang,” ucapnya.

• Rajin: Memiliki semangat belajar yang berkelanjutan (life-long learning). “Dunia terus berubah, teknologi terus berkembang. Mentalitas orang sukses adalah mentalitas pembelajar. Jangan pernah berhenti belajar hal baru,” sambungnya.

Menaker Yassierli melanjutkan dengan menjelaskan peran pemerintah yang memiliki tanggung jawab konstitusional untuk membuka dan memperluas lapangan kerja bagi seluruh warga negara. Ia menyebut program pemagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya utama dalam merealisasikan tanggung jawab tersebut.

“Kami dari pemerintah sangat paham, sangat sadar, bahwa lapangan kerja adalah tanggung jawab negara. Karena itu, program pemagangan, baik di dalam maupun luar negeri, menjadi perhatian serius kami. Pemerintah tidak diam, dan kami akan terus mendukung agar jumlah peserta magang meningkat dari tahun ke tahun,” paparnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga telah meluncurkan program magang dalam negeri yang secara khusus ditujukan bagi lulusan sarjana dan diploma. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman kerja dan keterampilan praktis.

“Magang dalam negeri sudah kita launching untuk lulusan sarjana dan diploma. Alhamdulillah, lowongan yang tersedia mencapai 85 ribu, ditambah batch pertama sekitar 20 ribu, sehingga target kita 100 ribu peserta magang dalam negeri. Tujuannya sama, menyiapkan lulusan kita agar siap bekerja dan berdaya saing,” jelasnya.

Yassierli mengingatkan bahwa esensi program magang bukan sekadar memperoleh uang saku, melainkan untuk meningkatkan keterampilan, wawasan, dan karakter kerja yang unggul.

“Yang diterima bukan hanya uang saku, tapi bagaimana meningkatkan keterampilan dan kemampuan adaptasi. Ini adalah bagian dari upaya kita membentuk SDM Indonesia yang siap menghadapi tantangan global,” ucapnya.

Terakhir, ia juga menyampaikan arah kebijakan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang berbasis pada potensi lokal. Ia menuturkan bahwa Presiden telah menekankan pentingnya membangun ekosistem kerja yang berpijak pada kekuatan daerah dan sumber daya setempat.

“Presiden menyampaikan bahwa lapangan kerja yang kita ciptakan harus berbasis pada keunggulan dan sumber daya daerah. Karena itu, pemerintah menjalankan berbagai program seperti MBG, penguatan 80 ribu koperasi, 1.000 kampung nelayan, dan hilirisasi nasional. Semuanya diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah dari potensi lokal kita,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *