Massa PA 212 Demo Tuntut Hukum Penista Agama

Jakarta, Purna Warta – Massa Persaudaraan Alumni atau PA 212 menggelar demo di Patung Kuda. Mereka menuntut agar kasus penistaan agama diusut dan para penista agama ditangkap.

Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin mengatakan demo kali ini pihaknya meminta pemerintah mengusut tuntas kasus penistaan agama. Dia mendesak salah satunya kasus Menteri Agama untuk segera diproses.

“Ada tuntutan agenda kita masih perkara Yaqut, yang sampai saat ini kita maka belum ada kabar sudah diproses sampai mana, padahal laporan kemarin sudah ada yang melapor lagi sudah diterima kemarin kita di Mabes Polri,” kata Novel, di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (25/3/2022).

Ketua Umum Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Muhammad bin Husein Alatas (menantu Habib Rizieq) mengatakan ada lima persoalan yang jadi tuntutan massa. Dia meminta pemerintah menangkap para penista agama.

“Kita minta semua penista agama untuk ditangkap tanpa terkecuali, betul? Setuju? Takbir! Penjarakan penista agama, kalau penista agama belum dipenjarakan kita akan terus kawal, akan terus tuntut,” katanya dalam orasinya, Jumat (25/3/2022).

Dia meminta pemerintah menuntaskan tragedi Km 50. Dia menyebut pihaknya tidak terima dengan keputusan pengadilan yang memvonis lepas dua polisi penembak anggota laskar FPI.

“Kita meminta agar tuntaskan tragedi KM 50, kawal ke pengadilan, betul? Setuju? Takbir! Pengadilan kemarin belum tuntas, betul? Oknumnya dibebaskan betul? Front Islam rela atau tidak? Siap kawal Km 50?” katanya.

Habib Husein Alatas mengatakan penista agama perlu ditangkap. Dia juga meminta menyetop Islamofobia.

“Selanjutnya, setop Islamofobia, sesuai ketetapan PBB yang telah perangi Islamofobia, karena telah terbukti itu cara licik, cara bejat,” katanya.

Dia juga menyinggung soal kepercayaan rakyat. Menantu Habib Rizieq Shihab ini bertanya ke massa apakah siap mengawal tuntutan dalam demo ini.

“Tuntutan ini kita minta ke Presiden Jokowi, kalau Jokowi tidak bisa jawab tuntutan umat, sebaiknya Jokowi mundur, setuju?” ujarnya.

“Karena telah diatur TAP MPR Nomor 6, jika presiden sudah tidak dipercaya rakyat maka harus mundur. Siap hormati presiden yang mundur? Siap bersatu? Siap bela Allah? Siap bela Nabi? Siap kawal tuntutan umat? Allahu Akbar,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *