Mahasiswi UMI Makassar yang Meninggal saat Pengkaderan Sempat Direndam di Sungai

Gowa, Purnawarta – Zhifarah Azis Syah Alam seorang mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar berusia 20 tahun dikabarkan meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan tingkat senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).

Menurut laporan polisi, korban sempat direndam di sungai sebelum meninggal.

“Ada kegiatan kegiatan seperti itu, berendam, disuruh juga kayaknya (merayap),” kata Kapolsek Tinggimoncong AKP Jumadi saat dimintai konfirmasi, Senin (25/7/2022).

Kegiatan pengkaderan senat FKM UMI Makassar dilaksanakan di wilayah perkemahan Bukit Embun Pagi, Lingkungan Butta Toa, Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong sejak Jumat (22/7). Sementara Zhifarah dikabarkan meninggal di hari terakhir kegiatan, Minggu (24/7) sekitar pukul 04.00 Wita.

Dalam kasus ini, Kepolisian Tinggimoncong telah memeriksa lima orang saksi, masing-masing ketua panitia pengkaderan, penanggungjawab pengkaderan, dan saksi lain dari kepanitiaan dan peserta pengkaderan. Statusnya masih sebatas saksi, mereka juga disebut telah dipulangkan.

“Belum ada (tersangka). Saksi ada 5, sudah dipulangkan dulu karena hanya 1×24 jam masa pemeriksaannya, masa penyelidikannya,” sebut Jumadi.

Kasus ini terus didalami, Jumadi mengatakan penyidik telah melakukan olah TKP dan masih menunggu hasil pemeriksaan saksi-saksi lain.

Adapun pada saat kejadian dikatakan pihak kampus memang sudah tak berada di lokasi pengkaderan. Saat ini pihak kampus UMI Makassar juga disebut belum berkoordinasi dengan pihak Polsek Tinggimoncong.

“Waktu kemarin (pihak kampus) sudah pulang (dari lokasi pengkaderan) baru kejadian. Saat ini belum ada koordinasi pihak kampus, baru keluarga korban,” kata Jumadi.

Sebelumya, Zhifarah merupakan mahasiswi semester lima di FKM UMI mengikuti pengkaderan bersama 61 puluhan mahasiswa lainnya, 20 orang panitia, 24 orang peserta dan 17 orang pengurus organisasi.

Ayah Zhifarah, Abdul Azis mengaku mendapat informasi kematian putrinya dari panitia penyelenggara. Awalnya dia tidak percaya dengan kabar yang diterimanya hingga dirinya menghubungi kembali panitia untuk memastikan lewat video call.

“Setelah video call (panitia), infonya ternyata benar (Zhafirah meninggal),” bebernya.

Jenazah anaknya pun dibawa ke Biddokes Polda Sulsel untuk dilakukan visum. Dirinya berharap penyebab kematian anaknya bisa terungkap.

“Persoalan apa penyebabnya nanti apakah karena hipotermia, kedinginan atau apa, yang jelas terjawab teka-teki kematian anak saya,” tegas Abdul Azis yang merupakan dosen bahasa di Universitas Negeri Makassar (UNM).

Jenazah Zhifarah sempat dibawa ke Biddokkes Polda Sulsel untuk di visum dan outopsi. Namun karena keluarganya menolak untuk diotopsi, maka jenazah Zhifarah hanya di visum. Proses visum selesai sekitar pukul 15.23 Wita, keluarga korban langsung membawa jenazah Zhafirah Kabupaten Maros untuk dikuburkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *