Jakarta, Purnawarta – Korban gempa di Turki turut mengundang simpati dari banyak kalangan, tak terkecuali Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) yang mengirim sejumlah tenaga kesehatannya ke Turki guna membantu para korban gempa di sana.
Info sejauh ini, korban gempa di Turki mencapai 21 ribu orang dan puluhan ribu mengalami luka-luka.
Tim PABOI disebut bergabung bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta pihak lain untuk memberikan perawatan medis.
“Kami sangat prihatin dengan situasi yang terjadi di Turki. Kami siap untuk membantu dan berharap bahwa tim gabungan dari Indonesia ini dapat membantu mempercepat proses penyembuhan bagi korban gempa,” Presiden PABOI Prof Dr dr Ismail H D, SpOT (K) dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Sabtu (11/2/2023).
Tim disebut bersiap berangkat ke Turki dan akan langsung menuju ke Kota Gazientep untuk memulai tugas mereka. Rencananya, mereka akan memberikan pelayanan berupa emergency medical meliputi penanganan cedera dan pengobatan bagi pasien dan memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang dibutuhkan.
Otoritas atau pihak berwenang Turki sebelumnya meyakini kemungkinan besar total korban jiwa akan terus bertambah seiring dengan evakuasi masih terus berlangsung. Pasalnya, penyelamatan belum dilakukan ke seluruh wilayah terdampak gempa.
Banyak warga menilai pemerintah cenderung lambat dalam menangani kasus bencana ini, sehingga beberapa di antara mereka tidak berhasil selamat. Bahkan, beberapa wilayah terdampak baru mendapat bantuan pasca 12 jam bencana terjadi.
“Orang-orang yang tidak meninggal dunia akibat gempa bumi dibiarkan mati kedinginan,” kata seorang warga Hakan Tanriverdi kepada AFP di Provinsi Adiyaman.
Karena itu pihak PABOI menilai butuhnya tenaga kesehatan untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat para korban gempa yang selamat yang dalam kondisi luka-luka dan tanpa perindungan.