Jakarta, Purna Warta – Sejumlah massa berkumpul di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat, hari ini Sabtu, 13 Januari 2024, untuk menyuarakan aksi Stop The War on Gaza. Di tengah massa tersebut, ada juga Nurjanah Hulwani selaku Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA). Nurjanah menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina terutama terhadap anak dan perempuan.
“Karena kita lihat sudah masuk 100 hari pembantaian. Dan sekali lagi yang paling banyak merasakan penderitaan adalah anak-anak,” ujar Nurjanah usai orasi pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Nurjanah mencatat pada Jumat kemarin, 12 Januari 2024 sudah ada 23 ribu penduduk yang meninggal. Lalu, 62 ribu mengalami luka parah, yang 70 persennya adalah perempuan.
Belum lagi fasilitas vital seperti rumah sakit yang hancur. Sementara itu, Nurjanah mencatat akan ada 10 ribu perempuan di Gaza yang akan melahirkan secara sesar. Mereka melahirkan di jalan-jalan dan tenda-tenda tanpa alat medis. “Sekali lagi, mereka melahirkan tanpa obat bius dan lahir di tenda-tenda,” ucapnya.
Oleh karena itu, menurutnya fasilitas yang sangat diperlukan saat ini adalah kebutuhan dasar seperti rumah sakit, tempat tinggal, makanan, air, bahkan pembalut untuk wanita.
“Perempuan-perempuan yang baligh, rata-rata mereka minum pil anti haid. Karena tidak ada pembalut, tidak ada air, listrik mati,” kata Nurjanah.
Nurjanah mengatakan, ada 11 ormas perempuan nasional yang tergabung dalam KPIPA untuk memberikan bantuan bantuan ke Palestina. Mereka mengaku sudah mengirimkan bantuan sebanyak 44 kali. Serta beberapa upaya seperti menyadarkan setiap anggota tentang kepedulian, mengedukasi anggotanya, menginformasikan penyaluran donasi atau bantuan ke masyarakat luas.
Nurjanah berharap aksi ini dapat menghentikan genosida oleh Israel yang terjadi di Palestina. Salah satunya menghentikan gencatan senjata secara permanen. “Mudah-mudahan aksi kita bersama ini bisa memberikan kekuatan, kesabaran, dan bisa segera Gaza bangkit kembali,” ucapnya.
Membela Palestina merupakan isu terpenting untuk saat ini hingga beberapa waktu ke depan hingga konflik di sana benar-benar mereda dan terjadi gencatan senjata permanen.