Jakarta, Purna Warta – Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menyatakan dukungan terhadap harapan Komisi VIII DPR RI agar Idul Fitri 2025 dirayakan secara serempak pada 31 Maret 2025. Menurutnya, keseragaman perayaan akan lebih baik dan mencerminkan syi’ar Islam.
Baca juga: Jaksa KPK Tegaskan Kasus Hasto Kristiyanto Murni Penegakan Hukum
“Ya. Memang kalau dilaksanakannya secara bersama jelas lebih baik dan menunjukkan syi’ar Islam, namun kita tetap menunggu rukyah hilal sesuai ketentuan muktamar NU,” kata Gus Fahrur saat dihubungi, Rabu (26/3/2025).
Ketua PBNU itu menambahkan bahwa hampir semua negara Islam juga menetapkan Idul Fitri berdasarkan keputusan pemerintah.
“Di hampir semua negara Islam seluruh dunia memang tidak ada perbedaannya hari raya, karena semua mengikuti keputusan pemerintah berdasarkan rukyah hilal,” ucapnya.
Ia pun menilai bahwa DPR RI memiliki kewenangan untuk menetapkan agar Idul Fitri di Indonesia mengikuti keputusan pemerintah yang didasarkan pada rukyah hilal.
“Jika DPR RI sepakati, bisa saja diputuskan bahwa penentuan awal akhir Ramadan hanya boleh dilakukan oleh pemerintah berdasarkan rukyah hilal sesuai kesepakatan mayoritas ummat Islam dunia. Untuk tahun ini insyaallah lebaran 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin pahing, tanggal 31 Maret 2025, yang merupakan penyempurnaan hitungan bulan, jika dimulai hari Sabtu sesuai ketetapan pemerintah,” ujar dia.
Harapan Komisi VIII DPR untuk Keseragaman Idul Fitri 2025
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi bahwa Idul Fitri 2025 akan jatuh pada 31 Maret 2025. Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Singgih Januratmoko, pun berharap bahwa perayaan Lebaran dapat dilakukan secara bersamaan.
Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Papua Ventura
“Kita harapkan bisa kompak tanggal 31 (Maret),” kata Singgih kepada wartawan, Selasa (25/3).
Komisi VIII DPR menilai bahwa potensi keseragaman Idul Fitri tahun ini cukup besar, mengingat awal Ramadan juga dimulai secara serempak pada awal Maret. Mereka juga berharap keputusan Kementerian Agama (Kemenag) dapat diterima oleh semua pihak.
“Insyaallah sama (Lebarannya). Kan permulaan puasa juga sama,” ujarnya.