Kementan Tindak Cepat Wabah Antraks di Gunung Kidul, Vaksinasi Dipercepat Jelang Idul Adha

Jakarta, Purna Warta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengonfirmasi adanya kasus antraks pada ternak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), tercatat kematian ternak terjadi sejak 15 Februari hingga 27 Maret 2025, dengan jumlah kematian mencapai 23 ekor sapi dan 3 ekor kambing.

Baca juga: Polisi Akan Cek Kejiwaan Dokter PPDS Pemerkosa Anak Pasien di RSHS 

Kasus-kasus tersebut tersebar di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Bohol dan Petir di Kecamatan Rongkop, serta Kelurahan Tileng di Kecamatan Girisubo. Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium mengonfirmasi adanya infeksi antraks pada ternak yang mati.

“Hasil pengujian laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates menunjukkan ternak yang mati terkonfirmasi positif antraks,” ujar Imron dalam keterangannya Kamis (10/4/2025).

Sebagai respons cepat, Kementan telah menurunkan tim ke lokasi terdampak untuk melakukan investigasi dan penanganan intensif bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunung Kidul. Langkah-langkah yang telah dilakukan meliputi disinfeksi kandang dan lingkungan sekitar, penyuntikan antibiotik profilaksis, serta pemberian obat dan vitamin kepada ternak di zona merah, yaitu Kelurahan Bohol dan Tileng.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya percepatan vaksinasi antraks di wilayah terdampak sebagai upaya pencegahan lebih lanjut. Fokus vaksinasi diarahkan ke Kecamatan Rongkop dan Girisubo serta wilayah lain yang memiliki riwayat antraks.

“Vaksinasi ini kami lakukan untuk mencegah ternak terjangkit Anthraks. Harapannya ternak mendapatkan kekebalan tubuh optimal, terutama menghadapi meningkatnya lalu lintas hewan qurban,” terangnya.

Untuk memperkuat sinergi lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul juga berencana menerbitkan Surat Edaran (SE) Bupati yang berisi imbauan kewaspadaan terhadap antraks. Surat ini bertujuan menggalang kerja sama dari berbagai elemen masyarakat dan institusi, termasuk TNI, POLRI, dan para tokoh masyarakat.

“SE Bupati ini menjadi pijakan bagi seluruh institusi untuk bergerak bersama mengantisipasi kejadian anthrax di Gunung Kidul,” ujar Agung.

Baca juga: Menkes Bekukan Program PPDS Anestesi FK Unpad-RSHS Usai Kasus Pemerkosaan Anak Pasien

Menjelang Idul Adha, seluruh petugas kesehatan hewan di berbagai daerah telah disiagakan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas dan kondisi kesehatan ternak qurban. Selain itu, Kementan juga akan melaksanakan surveilans dan monitoring aktif terhadap dugaan penyakit hewan menular.

Setiap laporan yang mencurigakan akan segera ditindaklanjuti secara cepat. Dalam upaya pencegahan berkelanjutan, Agung juga mengajak seluruh peternak untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan hewan mereka.

“Kesadaran peternak akan pentingnya pakan dan air bersih, kebersihan kandang, serta vaksinasi rutin menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit. Peran masyarakat sangat menentukan keberhasilan upaya pengendalian antraks,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *