Jakarta, Purnawarta – Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak semakin mengkhawatirkan. Total kasus mencapai 152 dengan gangguan ginjal misterius hingga hari ini (14/10/2022) sesuai data IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Hingga kini, belum diketahui penyebab gangguan ginjal akut misterius. Namun, beberapa dugaan yang muncul terkait kemungkinan keracunan obat, hingga infeksi MIS-C atau peradangan multisistem pada anak.
Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr Yanti Herman menyebut pemerintah melakukan komunikasi dengan WHO terkait investigasi yang dilakukan.
“Koordinasi dengan WHO untuk melihat bersama-sama kasus acute kidney injury (AKI) di indonesia, kami sedang melaporkan ke WHO terkait dengan hal ini,” beber dia dalam konferensi pers Jumat (14/10/2022).
Banyak pasien anak terlanjur dalam kondisi berat saat datang ke fasilitas kesehatan sehingga memerlukan perawatan intensif di ICU. Gejala paling khas yang menyerang anak adalah perburukan yang cepat pada ginjal.
“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi atau penyaringan ginjal. Biasanya ditandai peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsenttasi nitrogen urea darah) dan atau penurunan sampai tidak ada sama sekali urine,” katanya.
Pihak Pelayanan Kesehatan Primer mengimbau kepada para orangtua untuk selalu waspada terhadap anak mereka yang berumur kurang dari 18 tahun apabila mengalami gejala seperti demam, gangguan pernapasan, dan gejala lainnya.