Jakarta, Purna Warta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintahan mendatang yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, mulai akhir Oktober, akan melanjutkan agenda hilirisasi sumber daya mineral di Indonesia.
Baca juga: Indonesia Kini Punya Sistem Peringatan Bencana Mirip Jepang
Selama masa kepemimpinannya, Jokowi telah memulai hilirisasi pada beberapa komoditas mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit. Komoditas-komoditas ini dilarang diekspor dalam bentuk mentah. Sebagai gantinya, para pelaku usaha diwajibkan membangun smelter pengolahan untuk memberikan nilai tambah sebelum komoditas tersebut diekspor.
Jokowi juga menyebutkan bahwa sumber daya mineral lainnya, seperti timah dan batu bara, perlu melalui proses hilirisasi serupa. Smelter harus dibangun untuk semua mineral tersebut.
“Yang lain pasti akan ada, pemerintah baru akan memastikan timah, batu bara, semuanya ada smelternya,” kata Jokowi setelah meresmikan smelter Freeport di Gresik, Senin (23/9/2024).
Ke depan, pemerintah diharapkan meningkatkan produksi produk turunan dari berbagai mineral berharga yang dimiliki Indonesia.
“Tembaga, emas, nikel, semuanya harus segera diturunkan pada produksi turunan. Dengan begitu, kita bisa menjadi produsen kabel, alat suntik, aluminium, dan banyak lagi. Kita harus mandiri,” ujar Jokowi.
Jokowi menekankan bahwa industrialisasi pengolahan mineral ini akan menjadi pondasi baru bagi perekonomian Indonesia, menggeser ketergantungan pada konsumsi domestik menjadi negara yang bertumpu pada industri.
Baca juga: Indonesia Cetak Sawah di Tanah Merauke Demi Wujudkan Swasembada Pangan
“Ini adalah implementasi dari gagasan hilirisasi sebagai pondasi ekonomi baru kita. Kita ingin beralih dari pertumbuhan GDP yang didorong konsumsi domestik menjadi pertumbuhan dari produktivitas industri, baik dari BUMN maupun sektor swasta,” jelas Jokowi.