Jakarta, Purnawarta – Pengungkapan fakta terkait kasus HIV anak dilakukan oleh Ketua Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Endah Citraresmi, SpA(K).
Ia berpendapat, mayoritas remaja terinfeksi HIV bukan dari faktor keturunan. Itu artinya, penularan terjadi akibat perilaku seks berisiko, tidak ditemukan riwayat HIV dari penularan orangtua.
Menurut dr Endah, dua penularan paling banyak di luar kasus penularan HIV dari orangtua adalah penggunaan narkoba jarum suntik dan hubungan seks sesama jenis. IDAI, dalam hal ini membentuk Satgas khusus untuk mengupayakan penanganan kasus HIV di kalangan remaja akibat perilaku berisiko.
“Kita tahu remaja itu banyak masalah, mencoba hal baru, dapat tantangan dari teman, nah termasuk yg terjerumus pada narkoba suntik atau narkoba secara keseluruhan, narkoba suntik banyak menjadi entry penularan HIV, karena jarum suntiknya sharing beramai-ramai jd semua tertular, ini kasus yang cukup banyak,” terang dr Endah dalam sesi wawancara bersama wartawan, Jumat (2/9/2022).
“Kemudian juga ada kasus yang dari hubungan seks paling sering adalah dengan sesama jenis ini sudah menjadi concern dari IDAI,” sambung dia.
Selain mencegah penularan HIV, IDAI juga berfokus pada pencegahan perilaku seksual berisiko yang memicu kemungkinan tinggi terjadinya infeksi.
Terkait sebaran kasus HIV di Indonesia khusus anak, menurutnya tidak jauh berbeda dengan laporan kasus dewasa. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus anak HIV ditularkan melalui kehamilan dan persalinan ibu.
Jadi, jika pada kasus HIV dewasa paling banyak di Jabar dan DKI, maka hal itu juga berlaku untuk kasus HIV anak.