Internet di Papua Mati Total, Belajar Jadi Tatap Muka

PurnaWarta — Salah satu Mahasiswa Universitas Cendrawasih, Agus Rumpeday mengatakan bahwa internet di kota Jayapura mati total sejak 29 April 2021. Hal ini tentunya mengganggu proses belajar mengajar secara online.

“Udah mati [internet] sejak tanggal 29 April. Tidak tahu kenapa,” kata Agus kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (15/5).

Agus bercerita bahwa sistem kuliah yang digelar secara daring di Universitas Cendrawasih akibat pandemi Virus Corona sudah tak diberlakukan usai internet di Jayapura mati total.

Ia mengatakan kampusnya kini memberlakukan pembelajaran tatap muka langsung secara terbatas imbas matinya internet.

“Kita awalnya kuliahnya online. Jadinya kita tak bisa kuliah online lagi. Kita kembali ke kampus beberapa tatap muka. Tapi dibatasi. Sistem sif bergantian,” kata dia.

Tak hanya itu, Agus mengaku kesulitan mencari rujukan ilmiah di internet untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Ia mengaku belakangan ini hanya mengandalkan sumber berupa buku atau jurnal yang sudah tersedia di perpustakaan kampus.

“KRS (kartu rencana studi) terhambat, kuliah online terhambat, tugas juga. Kita jadinya cari-cari untuk kerjakan tugas tak lagi mencari di internet. kita andalkan buku-buku di perpustakaan kampus. Karena tak ada lagi internet,” kata dia.

Sebelumnya, Kemendikbud baru berencana menggelar kuliah tatap muka secara penuh pada awal tahun ajaran 2021/2022 pada Juli tahun ini.

Terpisah, Sekjen Dewan Adat Papua, Leo Imbiri mengatakan bahwa internet di Kota Jayapura, Papua sudah tiga pekan belakangan ini mengalami mati total.

“Iya betul. Sudah memasuki tiga minggu tak ada internet,” kata Leo.

Leo bercerita bahwa dirinya dan masyarakat yang berada di Jayapura tak bisa melakukan kegiatan yang mengandalkan koneksi internet.

Bahkan, ia mengatakan bahwa sinyal telepon sempat mati selama 3-4 hari berbarengan dengan matinya internet tersebut. Kini, sinyal untuk telepon sudah pulih seperti sedia kala.

“Sebelumnya lancar. Kita bisa komunikasi ke mana saja. Nah, 3 Minggu lalu, internet dan telepon berbarengan mati mendadak. Nah telepon baru bisa hidup lagi empat hari kemudian dari kejadian itu,” kata dia.

Lebih lanjut, Leo mengatakan dirinya tak bisa berkomunikasi dengan siapapun ketika telepon dan internet mati berbarengan. Kini, ia mengaku hanya bisa mengandalkan komunikasi via telepon.

Sementara itu, kegiatan untuk melakukan aktivitas media sosial yang mengandalkan internet sama sekali belum bisa dilakukan.

“Itu saya pertama pikir orang-orang yang saya telepon enggak mau angkat telepon saya. Tapi pas saya cek baru mereka beri tahu wilayah mereka enggak bisa terima telepon,” tambahnya.

“Empat hari awal-awal itu saya tinggal di rumah aja. Atau ke kantor ya ke kantor, kerjakan yang bisa aja. Di kantor juga pada akses komunikasi mati total saat itu,” kata dia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *