Indonesia Terus Digempur Produk Batik Impor

Jakarta, Purna Warta –  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan bahwa ekspor batik mengalami penurunan sebesar 8,39% pada kuartal II 2024. Penurunan ekspor batik ini disebabkan oleh membanjirnya produk-produk impor di pasar dalam negeri.

Baca juga: Kelanjutan Program Prakerja Ada di Tangan Prabowo

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, mengungkapkan bahwa batik, seperti halnya produk tekstil lainnya, harus bersaing dengan produk impor yang semakin mendominasi pasar. Baik produk impor legal maupun ilegal, keduanya menjadi tantangan serius bagi industri tekstil dalam negeri, termasuk batik.

“Produk batik menghadapi masalah yang sama seperti produk tekstil lainnya, yaitu serbuan produk impor, baik yang masuk secara legal maupun ilegal,” ujar Agus saat ditemui di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Agus menjelaskan bahwa sulit bagi produk tekstil dalam negeri, termasuk batik, untuk bersaing dari segi harga dengan produk luar. “Memang sulit bagi produk tekstil kita, termasuk batik, untuk berdaya saing jika dilihat dari segi harga,” tambahnya.

Agus juga menyebutkan bahwa China memiliki kemungkinan untuk memproduksi batik. Ia menduga bahwa beberapa produk batik yang diimpor mungkin berasal dari China, meskipun ada kemungkinan bahwa kain tersebut hanya bermotif batik dan bukan batik asli.

“China sudah bisa memproduksi batik, meskipun mungkin hanya batik cetak. Impor batik dari China? Bisa jadi. Tapi itu mungkin hanya kain dengan motif batik, bukan batik asli,” ungkapnya.

Baca juga: Ahmad Muzani Ditunjuk Jadi Ketua MPR RI Periode 2024-2029 

Agus menegaskan pentingnya adanya perlindungan bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Ia menekankan perlunya kebijakan yang mendukung industri dalam negeri, termasuk batik.

“Kita harus memberikan perlindungan. Sama seperti industri lainnya, harus ada regulasi yang mendukung industri dalam negeri, termasuk TPT dan batik,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *