Jakarta, Purna Warta – Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga sempat dihentikan sementara (suspend) pada Selasa pekan ini menarik perhatian publik. Kejatuhan IHSG terjadi saat bursa regional lainnya justru bergerak di zona hijau.
Co-Founder Saratoga Investama, Sandiaga Uno, menilai bahwa penurunan IHSG disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap kondisi pasar Indonesia. Awalnya, investor berharap adanya kesinambungan kebijakan dari pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, perubahan kebijakan yang terjadi justru menimbulkan ketidakpastian di pasar.
Baca juga: BRI Raih Penghargaan Best SME Bank in Indonesia 2025
Meski mengakui bahwa perubahan kebijakan tersebut pada dasarnya baik, Sandiaga menyoroti kurangnya komunikasi pemerintah kepada pasar. Ia menilai, di luar faktor global yang juga berpengaruh, pemerintah perlu menyampaikan program-programnya dengan lebih baik.
“Jadi kemarin itu lebih diakibatkan ketidakpercayaan pasar yang sebetulnya tidak ditopang oleh fundamental. Ketidakpercayaan pasar itu timbul karena pasar meyakini bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah yang sebetulnya pasar meyakini akan keberlanjutan dari era Pak Jokowi ke Pak Prabowo,” ujar Sandiaga saat ditemui di VOFFICE Event Space Centennial Tower, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025).
“Ini kan ada beberapa perubahan kebijakan yang baik yang sebetulnya, sangat baik, tapi tidak dikomunikasikan dengan jelas kepada pasar,” lanjutnya.
Selain itu, investor juga menyoroti persoalan fiskal Indonesia, termasuk turunnya pendapatan pajak, yang dinilai perlu dijelaskan oleh pemerintah. Namun, secara keseluruhan, Sandiaga menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan mengganggu fundamental ekonomi Indonesia secara signifikan.
Ia memprediksi bahwa IHSG akan kembali ke zona hijau dalam beberapa hari ke depan, meskipun masih akan mengalami gejolak sepanjang tahun. Sandiaga pun menyarankan para investor agar tetap berinvestasi dan memanfaatkan peluang yang ada.
“Tapi saya bilang jangan cepat tertawa, karena ini mungkin hijau beberapa hari ke depan, tapi nanti akan bergejolak terus sepanjang tahun. Tapi gunakan kesempatan bergejolak ini untuk terus berinvestasi stay invested saya selalu bilang stay invested dalam keadaan pasar seperti ini,” ungkapnya.
Menurutnya, selama pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5% dan kinerja perusahaan-perusahaan terus meningkat, IHSG berpotensi kembali ke level 7.000-an. Sandiaga juga menyarankan investor untuk melirik saham-saham blue chip yang saat ini memiliki harga terjangkau sebagai pilihan investasi jangka panjang.
Baca juga: Bali Perketat Aturan bagi Wisatawan Asing
“Jadi dalam situasi ada ketakutan, ada kekhawatiran ini sinyal beli saham-saham yang berkualitas saham-saham yang punya fundamental kuat saham-saham yang merepresentasikan ekonomi Indonesia baik dari segi konsumsi, perbankan ini saham-saham blue chip, ini sekarang sangat terjangkau harganya,” imbuhnya.
“Ini investor mungkin bisa mengoleksi tapi jangan di-trading, disimpan untuk jangka panjang, karena kita meyakini bahwa ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh dan perusahaan-perusahaan ini akan kenyataannya akan terus baik dengan kelolaan yang penuh dengan tata kelola yang baik,” tutup Sandiaga.