Purna Warta – Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya melakukan pembersihan di beberapa lokasi yang merupakan persembunyian kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Qatar di wilayah Manggalapi dan Tagara, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Dalam pembersihan itu, satgas menemukan sejumlah barang yang diduga milik kelompok MIT. Antara lain ransel, parang, gergaji, obat-obatan, bahan makanan, bumbu dapur, hingga badge simbol ISIS berukuran kecil.
“Disitanya sejumlah barang-barang tersebut, dipastikan akan menyulitkan pelarian kelompok ini. Mereka akan kekurangan bahan makanan dan perlengkapan pendukung lainnya,” kata Penanggung Jawab Komando Operasi Satgas Madago Raya, Irjen Abdul Rakhman Baso dalam keterangan tertulis, Minggu (27/6).
Demi keamanan, Abdul menuturkan pihaknya saat ini juga membatasi masyarakat atau petani untuk menuju ke kebun mereka yang berada di wilayah dekat tempat persembunyian kelompok MIT.
Sementara itu, Komandan Korem 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf menyampaikan temuan barang-barang milik MIT untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki dukungan atau simpati.
Atas dasar itu, Farid mengingatkan masyarakat setempat untuk berhenti menjadi pendukung kelompok bersenjata ini. Yakni, dengan cara tidak lagi memasok informasi dan logistik lainnya kepada mereka.
Di sisi lain, Farid memastikan persenjataan kelompok MIT ini sudah tak lagi memadai. Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa sembilan anggota kelompok Ali Kalora ini dalam keadaan kekurangan makanan dan lainnya.
“Bagi kami sebenarnya mudah melumpuhkan sembilan orang ini bila ditemukan. Kesulitannya adalah mereka dibantu informasi oleh masyarakat. Dibantu pula logistiknya oleh masyarakat yang merupakan simpatisan mereka. Pergerakan pasukan dan informasi lainnya mudah mereka ketahui dan bahan makanan mereka pun selalu dipasok oleh simpatisan,” tutur Farid.
Karenanya, kata Farid, penting bagi masyarakat untuk menghentikan pasokan logistik dan informasi kepada kelompok MIT agar operasi ini selesai.
“Kalau mereka tidak di-support dengan informasi dan logistik, mereka di atas akan kelaparan sehingga dengan mudah mereka dilumpuhkan. Lalu dibawa untuk diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di negara kita,” ucap Farid.
(Cnnindonesia)