Dinas Pendidikan Jabar Izinkan 1.471 Sekolah Tatap Muka Mulai 8 September

PurnaWarta — Dinas Pendidikan Jawa Barat umumkan jika Jabar sudah memulai operasi sekolah tatap muka. Kepala Sinas Pendidikan, Dedi Supandi menyatakan sebanyak 1.471 sekolah yang telah memulai tatap muka hari ini. Adapun sistem yang digunakan merupakan sistem shift dan blok.

“Sekolah di Jabar yang masuk pada hari ini ada 1.471 dari keseluruhan total sekolah ada 4.966,” kata Dedi di Bandung, Rabu (8/9).

Dedi menjelaskan, pola shift dan blok dilakukan di mana siswa yang masuk bergantian. Misalnya, kata dia, siswa masuk sekolah pukul 07.00 WIB dan pulang sekitar pukul 10.30

Kemudian petugas sekolah melakukan penyemprotan desinfektan. Selanjutnya PTM dilanjutkan dengan siswa lainnya yang masuk siang.

“Ada juga teman-teman di SMK, rata-rata mereka melakukannya per pekan terutama bagi yang praktik. Misalkan minggu ini praktik nanti di minggu depannya kelas selanjutnya seperti itu,” cetus Dedi.

Dedi menerangkan dalam pelaksanaan PTM ini pihak orang tua siswa diberikan dua pilihan terkait layanan yang diberikan sekolah untuk pendidikan anaknya. Kedua layanan itu yakni PTM dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Dua layanan ini sudah disiapkan. Orang tua diberikan pilihan buat anaknya apakah mau PTM atau PJJ,” ujarnya.

Meski begitu, Dedi menyatakan, pelaksanaan PTM bisa berubah apabila pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten menetapkan level PPKM naik di suatu daerah. Oleh karena itu, sekolah harus tunduk pada kebijakan tersebut.

“Berikutnya, yang keempat ada daftar ceklis dari izin orang tua, sarana prasarana dan evaluasi pengawas termasuk kursi meja jarak 1,5 meter itu dilakukan di daftar ceklis itu,” tutur Dedi.

Dedi menjelaskan, para siswa yang mengikuti PTM langsung diawasi satuan pendidikan. Sehingga apabila terjadi kasus di sekolah akan dilaporkan langsung satuan pendidikan ke puskesmas atau rumah sakit setempat terkait penanganannya.

“Kalau perlu ditutup sementara,” kata dia.

Aturan Jumlah Siswa di Dalam Kelas

Selain itu, aturan jumlah siswa di kelas juga harus diperhatikan. Siswa yang masuk dan mengikuti PTM ini kapasitasnya 25 persen bagi siswa yang praktik, dan 50 persen untuk sekolah menengah atas umum.

Menurut Dedi, saat ini guru menengah pertama paling banyak telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Jumlah total guru pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama, sudah mencapai 82 persen. Sedangkan guru pendidikan sekolah menengah atas mencapai 68,80 persen.

“Hanya di teman-teman sekolah saat ini baru mencapai 28 persen SMA, pelajar level 12 tahun SMP sudah mencapai 63 persen, Tapi di bulan September, Oktober ini terus fokus naik. Tapi vaksin tak menjadi syarat kalau yang PTM itu harus divaksin. Itu berjalan paralel, nanti di sekolah pun vaksinasi tetap berjalan, dan menjalankan sistem PeduliLindungi,” tutur Dedi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *