Jakarta, Purna Warta – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengantisipasi kebijakan deportasi pekerja yang akan dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Anggota DEN, Chatib Basri, menilai bahwa kebijakan ini dapat memicu inflasi di AS dan memperpanjang era suku bunga tinggi.
Baca juga: Kemenkeu Akan Ambil Alih Pembayaran Pensiun ASN
Chatib menjelaskan bahwa Trump berencana mendeportasi pekerja imigran di AS yang tidak memiliki izin resmi atau undocumented workers. Biasanya, mereka bekerja di sektor pekerjaan minim keahlian dengan penghasilan rendah.
“Yang harus diwaspadai adalah mengenai kebijakan deportasi yang mau dilakukan oleh Presiden Trump terhadap kelompok yang disebut sebagai undocumented atau pekerja yang tidak punya paperwork,” ujar Chatib usai memberikan paparan kepada Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).
Jika para pekerja ini dideportasi, perusahaan di AS harus menggantinya dengan pekerja legal yang umumnya menuntut upah lebih tinggi. Hal ini akan meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan.
Eks Menteri Keuangan tersebut menjelaskan bahwa kenaikan ongkos produksi dapat menyebabkan inflasi pada produk-produk konsumen di AS. Jika inflasi meningkat, The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, bahkan mungkin menaikkannya lagi.
Baca juga: Yusril: Pemerintah RI Bahas Wacana Pemulangan Reynhard Sinaga
Saat suku bunga AS tinggi, mata uang dolar akan menguat karena arus modal cenderung masuk ke AS, terutama dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.
“Risiko pertama yang harus dihadapi Indonesia adalah mungkin interest rate-nya di Amerika masih akan relatif tinggi. Yang kemudian yang kedua adalah strong dollar,” jelas Chatib.