Jakarta, Purna Warta – Musibah sering kali terasa menyakitkan dan membawa kemunduran dalam hidup seseorang. Namun, bagi Lathifah Amaturrahman, musibah yang dialaminya justru menjadi awal dari kesuksesan. Wanita asal Malang ini adalah founder sekaligus pemilik bayiku.id, merek lokal gendongan bayi yang kini sukses di Indonesia.
Thiva, begitu ia akrab disapa, memulai usahanya setelah musibah menimpa anaknya yang masih bayi. Ketika sedang berbelanja di pusat perbelanjaan, cara menggendong yang kurang tepat menyebabkan anaknya terjatuh ke lantai.
“Waktu itu karena aku ya cara gendongnya masih sama kayak orang zaman dulu ya. Jadi ketika waktu ambil barang masukin ke troli, itu tuh waktu gendongannya lepas aku nggak cukup cepat gitu untuk menangkap anakku gitu, jadi jatuh ke lantai,” cerita Thiva kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Peristiwa itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Thiva mulai mencari informasi tentang cara menggendong bayi yang aman dan tepat. Bahkan, ia mengikuti kelas menggendong di luar negeri. Dari hasil pencariannya, lahirlah produk gendongan bayi yang menjadi andalan bisnisnya.
Awalnya, Thiva hanya membuat gendongan untuk kebutuhan pribadi. Namun, teman-temannya tertarik melihat desain gendongan yang nyaman dan ergonomis. Mereka mulai meminta Thiva membuatkan produk serupa.
“Awalnya aku bikin dan pakai untuk aku sendiri. Cuma kan banyak juga teman-teman lihat, kok enak sih kayaknya bayinya nempel gitu kan. Jadi kayak dipeluk terus, nempel. Terus akhirnya teman-teman sudah mulai ada yang, ‘aku mau dong dibuatkan,’ ya sudah aku niatkan untuk usaha ini,” ungkap Thiva.
Ia juga melakukan riset bersama teman-temannya untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan berbagai ukuran tubuh. Dari situlah tercipta produk gendongan ergonomis berbentuk M-shape yang dianggap sebagai inovasi baru dan pertama di Indonesia.
Debut bayiku.id dimulai di sebuah toko perlengkapan bayi di Malang pada 2017. Dengan modal awal Rp 200 ribu untuk membuat sampel, Thiva berhasil menjual 50 gendongan dalam waktu tiga hari.
“Dia tuh meragukan awalnya, ‘mbak gendongan iki payu ta?’ Aku yakinkan dan dia akhirnya mau coba. Jadi waktu itu tokonya coba order 50 pieces, eh ternyata habis 3 hari,” kata Thiva.
Pesanan terus meningkat hingga mencapai 1.000 gendongan dalam dua minggu. Dari modal awal yang kecil, Thiva meraih keuntungan besar di tahun pertama bisnisnya, hingga mencapai Rp 200 juta. Kini, di tahun ketujuh, bayiku.id mencatat omzet Rp 4,6 miliar.
Selain menjual produknya di toko fisik, Thiva memperluas jangkauan melalui marketplace daring. Popularitas bayiku.id melejit, menjadi produk gendongan terlaris selama dua tahun berturut-turut pada 2017 dan 2018.
“Nah di marketplace ini lah karena memang kita pionir ya yang pertama di Indonesia, jadi rame banget. Jadi jenis gendongan terlaris di marketplace 2 tahun berturut-turut. Di tahun 2017 dan 2018,” papar Thiva.
Kini, bayiku.id memiliki unit produksi sendiri dan telah menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Jepang, dan Belanda.
Selain sebagai pebisnis, Thiva juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya cara menggendong bayi yang aman. Ia berkeliling Indonesia, mengajarkan teknik menggendong kepada para orang tua di posyandu dan rumah sakit.
“Sekarang aku juga dedikasikan waktu, tenaga, bahkan biaya untuk keliling Indonesia. Mengedukasi ke posyandu, sampai ke rumah sakit untuk mengajarkan orang tua Indonesia bagaimana cara mengendong yang aman,” tutup Thiva.