Jakarta, Purna Warta – Budiman Sudjatmiko, tokoh politik PDIP menyadari besarnya risiko dari dukungan yang ia berikan untuk Prabowo Subianto. Atas hal itu, Budiman berharap tak diberikan sanksi pemecatan, melainkan sanksi lainnya.
“Tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu,” kata Budiman di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023).
Bila sanksi pemecatan dari PDIP menjadi nyata, mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu mengaku sedih. Menurutnya, ia telah lama bersama dan mendukung PDIP.
“Saya tahu bahwa itu sangat menyedihkan untuk saya. Saya bayangkan saja saya bisa berkaca-kaca karena bagi saya PDIP bahkan sejak bernama PDI, itu parpol suka saya dukung sejak kampanye, sejak kelas 6 SD,” kata Budiman.
Budiman diketahui mendeklarasikan relawan Prabowo Subianto yakni Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang, Jumat (18/8) kemarin. Bagi Budiman, Prabowo adalah pilihan capres paling baik ketimbang nama yang lain secara strategi politik untuk Indonesia saat ini.
“Saya melihat tak sempurna Pak Prabowo, tak ideal, tapi relatif di banding yang lain. Karena itu bagi saya kepemimpinan strategis penting untuk persatuan nasional,” ujarnya.
Budiman mengaku secara informal pernah dipanggil oleh DPP PDIP setelah menyatakan dukungan untuk Prabowo. Namun demikian, belum ada surat resmi berisi sanksi yang dia terima sejauh ini.
“Namun jika misalnya yang saya katakan, yang saya lakukan salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keangotaan saya, tentu saya sangat sedih. Tapi yakinlah yang tercerabut dari saya hanya status administrastif saya sebagai seorang kader nasionalis Sukarnois, tapi saya sendiri tentu tetap ada,” tuturnya.
Budiman saat ini hanya tinggal menunggu keputusan para petinggi PDIP terkait nasibnya sebagai anggota kader di partai tersebut.