Jakarta, Purna Warta – Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah, menegaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan peluang investasi di Arab Saudi.
“Pasti, pasti kita akan maksimalkan (peluang investasi),” katanya kepada wartawan dalam acara Hajj Media Camp, Media Gathering BPKH 2025 di Bandung, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Menkomdigi Meutya Hafid Hadiri AI Action Summit di Paris Mewakili Presiden Prabowo
Sebagai informasi, BPKH telah memiliki anak perusahaan bernama BPKH Limited, yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem haji Indonesia di Arab Saudi.
Fadlul menjelaskan bahwa tantangan terbesar saat ini dalam berinvestasi di Arab Saudi adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM).
“Challenge kita terbesar adalah SDM sekarang. SDM kita harus punya kompetensi mengelola akomodasi, catering, transportasi, pesawat. Itu kan harus punya dan itu harus yang berskala internasional,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam memanfaatkan peluang investasi, diperlukan SDM yang memiliki standar internasional, mengingat vendor yang menjadi mitra juga berasal dari berbagai negara.
“Karena ini kita melakukan kegiatan itu di luar negeri dan kita punya vendor orang-orang internasional,” tambah Fadlul.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bisnis di Arab Saudi sebagian besar melibatkan impor. Oleh karena itu, vendor yang diperoleh berasal dari luar negeri.
“Karena di Arab itu kalau kalian tahu hampir semuanya impor. Jadi otomatis vendornya pasti orang di luar dari Arab. Orang Arabnya sendiri sebenarnya hanya dia sebagai pengusaha yang juga melakukan impor terhadap barang-barang yang diperlukan,” ujarnya menerangkan.
Baca juga: Presiden Prabowo Izinkan Impor Pupuk Subsidi dalam Aturan Baru
Fadlul juga menegaskan bahwa ketersediaan dana bukanlah masalah utama, melainkan tantangan terbesar tetap pada pengelolaan SDM.
“Makanya challenge terbesar kita adalah lebih kepada SDM. Kalau masalah dana Alhamdulillah ada, cukup. Cuman akselerasinya gimana? Karena untuk meningkatkan misalnya dari 1 triliun menjadi 2 triliun itu nggak gampang,” tandasnya.